Pesta Kedua Perayaan Hari Pentakosta

DOLOKSANGGUL, hkbp.or.id - Huria Kristen Batak Protestan mengenal dan menjaga tradisi perayaan kedua (Batak: Pesta paduahon) untuk merayakan hari raya Natal, Paskah, dan Pentakosta. Meskipun saat ini secara umum Perayaan Natal lebih semarak dibanding dengan Paskah apalagi dengan Pentakosta namun dalam tradisi ibadah di HKBP, hari Pentakosta memiliki tempat khusus yang besar dalam kehidupan seperti yang dinyanyikan dalam Buku Ende HKBP no. 161: 2 "ndang adong hangoluanku anggo so adong Tondimi," (hidupku tidak ada apabila tidak Roh KudusMu).


Dalam perayaan kedua Pentakosta saat ini, Sekretaris Jenderal HKBP, Pdt. Victor Tinambunan menyampaikan khotbah di HKBP Pargodungan Doloksangul (20/5/2024).


Ibadah dilayani oleh Pdt. Desla Simanullang sebagai Liturgis dan Khotbah disampaikan oleh Pdt. Tinambunan berdasar kepada kitab Bilangan 27: 18-23 tentang peralihan pemimpin bangsa Israel dari Musa kepada Yosua.


Dalam khotbahnya, Pdt. Tinambunan menyampaikan, meskipun Musa tahu bahwa dia tidak akan tiba di tanah Kanaan, namun Musa menerima keadaan tersebut dengan penuh kasih syukur karena demikianlah perintah Tuhan. Dalam situasi peralihan terebut Musa tetap mengasihi bangsa Israel dan penuh syukur dan taat kepada Tuhan. Dia tetap melakukan  perintah Tuhan dan mencari pemimpin yang terbaik bagi bangsa Israel.


Musa menanggalkan kepentingan pribadi demi kepentingan bersama bangsa Israel sehingga dia memilih Yosua sebagai penerusnya untuk memimpin bangsa Israel memasuki tanah Kanaan, terang Pdt. Tinambunan. Sehubungan dengan peralihan kepemimpinan, Pdt. Tinambunan menegaskan bahwa peralihan kepemimpinan kerap mendatangkan perpecahan di tengah-tengah masyarakat, tak terkecuali di tengah-tengah jemat, ditambah lagi apabila terjadi praktik money politik. 


Dalam pemilihan pemimpin di lapisan masyarakat praktik money politik dapat menghasilkan pemimpin yang mementingkan kepentingan diri sendiri, paling sedikit untuk mengembalikan biaya money politik yang dilakukan. Oleh karena itu, kita harus menolak semua jenis money politik supaya kita bisa mendapatkan pemimpin yang baik, yang takut akan Tuhan, dan mengutamakan kepentingan umum masyarakat, tegasnya.


Kita sudah melalui Pemilihan Umum dan akan menghadapi Pemilihan Kepala Daerah, marilah memilih dengan bertanggungjawab dan melalui permenungan dan doa kepada Tuhan, tutup Pdt. Tinambunan dalam khotbahnya.


Di dalam ibadah dilaksanakan juga ibadah Naik Sidi kepada 74 orang pemudi/a yang dilayani oleh Pdt. Desla Simanullang dan dilanjutkan dengan Sakramen Perjamuan Kudus.


(SKS-NS)

Pustaka Digital