Renungan Harian HKBP | 10 Juni 2024

Syalom, bapak/ibu saudara/i dan seluruh jemaat yang terkasih di dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus. Sebelum kita mendengarkan Firman Tuhan di hari ini, alangkah baiknya kita siapkan hati dan pikiran kita, marilah kita mengambil saat teduh sejenak, kita bersatu di dalam doa.

Doa Pembuka: Bapa yang baik, Bapa yang kami kenal melalui anakMu Tuhan Yesus Kristus, Tuhan dan juruselamat kami, kami bersyukur untuk kebaikanMu yang mengantarkan kami boleh ada hingga saat ini. Kami bersyukur untuk penyertaan dan anugerah Tuhan melalui kesehatan dan nafas kehidupan yang kami rasakan, sehingga kami boleh melakukan segala aktivitas dan pekerjaan yang telah Engkau anugerahkan kepada kami. Dan itu juga ya Tuhan yang mendorong kami saat ini, supaya sebelum kami melanjutkan kegiatan dan aktivitas kami di hari ini, kami terlebih dulu menyerahkan diri kami untuk mendengarkan firmanMu yang menyapa, mengingatkan, dan menguatkan kami. Karena itu, kami siapkan hati dan pikiran kami sepenuhnya ya Tuhan, kiranya Engkau berkati agar kami dapat dengan sukacita menerima Firman Tuhan. Kami sambut Kasih setia Tuhan di dalam sukacita. Amin.

Renungan

Bapak/ibu saudara/i yang terkasih di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, firman Tuhan yang menyapa kita saat ini, sesuai dengan ayat harian Almanak Gereja kita HKBP, tertulis dalam:

Rut 2 : 12

“TUHAN kiranya membalas perbuatanmu itu, dan kepadamu kiranya dikaruniakan upahmu sepenuhnya oleh TUHAN, Allah Israel, yang di bawah sayap-Nya engkau berlindung.”


Bapak/ibu saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus, salah satu sifat yang dimiliki oleh Allah yang sering kita dengar dan tentunya juga kita rasakan sejak dulu adalah sifatnya yang “setia”. Ia setia dalam janjiNya, setia dalam kasihNya, dan kesetiaanNya menunjukkan bahwa Dia adalah Allah yang tidak akan meninggalkan atau mengabaikan ciptaanNya. Kesetiaan yang terdapat dalam diri Allah sejatinya harus mendorong kita sebagai orang percaya juga berlaku setia kepada DIA yang telah memelihara hidup kita. Tentunya sudah banyak contoh dan kisah nyata yang sudah kita lihat bertemakan kesetiaan, yang mana pada dasarnya kesetiaan tidak akan berakhir buruk.

 Bapak/ibu saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus, salah satu kisah dalam Alkitab yang memuat tema kesetiaan di dalamnya adalah kisah tentang Rut yang sangat mengasihi dan setia terhadap Naomi, ibu mertuanya di tanah Moab dimana Naomi beserta suami dan kedua anaknya datang untuk menjadi orang asing karena kelaparan di tanah Israel. Kehilangan suami, ditinggalkan ipar bukanlah alasan untuk Rut meninggalkan mertuanya, bahkan Rut mengucapkan kalimat yang sangat menyentuh berisikan pernyataan kesetiaan kepada Naomi demikian, “sebab kemana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku”. Kesetiaan itu berlanjut hingga mereka berdua memutuskan untuk pulang ke Israel dan menetap kembali di sana.

Bapak/ibu saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus, tentunya sebagai orang asing yang pulang dengan derita, Rut melanjutkan hidup dengan bergantung pada sistem kedermawanan yang diperintahkan oleh hukum Israel, yang memberi kesempatan kepada orang miskin untuk memungut sisa-sisa panen di ladang, yang dalam hal ini pemilik ladangnya ialah Boas yang kemudian di akhir kisah menjadi suaminya. Seperti yang kita dengarkan di awal tadi, kisah kesetiaan tidak akan berakhir dengan buruk. Kisah kesetiaan Rut terdengar oleh Boas sang pemilik ladang. Boas terkesan dan bersyukur sehingga ia memuji Rut dan kemudian ia berdoa agar Tuhan membalas perbuatan Rut dengan melimpahkan balasan yang penuh dan sempurna, serta melindunginya di bawah sayap-Nya, dan itu lah nats renungan kita hari ini.

Bapak/ibu saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus, kesetiaan yang terdapat dalam hidup Rut, Naomi dan juga Boas bisa menjadi refleksi kepada kita bahwa Tuhan akan berlaku adil dan setia terhadap umatNya yang berlaku benar dan setia dalam hidupnya. Tuhan tidak akan membiarkan begitu saja umatNya yang setia dan mencari perlindungan di bawah sayapNya. Kita diajarkan untuk tetap setia kepada Tuhan, setia kepada pekerjaan yang sudah diberikan kepada kita, berlaku benar, walaupun kadang imbalannya tidak langsung terlihat, tetapi kita harus ingat bahwa Tuhan pasti melihat, kebaikan kita boleh berdampak kepada orang lain, ketika mereka boleh melihat dan merasakan kebaikan dalam diri kita ia boleh bersyukur kepada Tuhan lewat doanya layaknya Boas dalam nats ini.

Melalui kisah Rut dan doa Boas ini kita diingatkan untuk tetap setia dalam hal baik, selalu menabur kebaikan di mana pun kita berada, dan tentunya mencari perlindungan hanya di bawah sayap Tuhan. Kebaikan yang dimaksud bukanlah kebaikan yang dibuat-buat supaya dilihat orang, tetapi yang tulus berlandaskan kepatuhan kita terhadap Allah. Biarlah dalam banyak kesempatan, hidup kita menjadi alasan bagi orang lain untuk bersyukur dan berdoa kepada Tuhan. Dalam segala hal, kita harus percaya bahwa Tuhan pasti melihat dan menghargai setiap tindakan baik kita, dan Dia akan memberikan balasan yang melimpah bagi mereka yang hidup dalam kesetiaan.

Doa Penutup: Marilah kita berdoa! Kami bersyukur ya Tuhan Allah kami untuk kesempatan yang begitu berharga yang engkau berikan kepada kami. Saat ini kami boleh dan telah bersekutu bersama untuk mendengarkan firmanMu yang telah menyapa kami. Biarlah Tuhan rohMu menguatkan kami untuk tetap berdiri dengan teguh di dalam iman kami kepadaMu. Ajar kami untuk selalu berkomitmen hidup setia kepadamu, setia berlaku benar dalam setiap pekerjaan kami, meningat bahwa hanya daripadaMulah sumber berkat yang melimpah sehingga kami mencari perlindungan hanya di bawah sayapMu. Biarlah hidup kami ya Tuhan menjadi berkat bagi banyak orang, lewat pekerjaan, pelayanan dan seluruh cara hidup kami. Tuhan ajari dan kuatkan kami untuk hidup sesuai dengan kehendakMu. Inilah doa dan permohonan kami, di dalam nama anakMu Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.


C.Pdt. Frans M. Sormin, S.Th- LPP III di Kantor Departemen Koinonia HKBP

Pustaka Digital