Renungan Harian HKBP | 15 Februari 2024


Doa Pembuka: Bapa kami yang di sorga, terima kasih untuk berkat, kasih, dan penyertaanMu yang kami rasakan pada hari ini. Kami dapat bersukacita untuk melakukan aktivitas kami sepanjang satu hari. Terlebih dahulu Tuhan kami akan mendengarkan firmanMu, bukalah hati dan pikiran kami untuk dapat mengerti firmanMu, dan kami dapat menjadi pelaku firmanMu dalam hidup kami. Kami serahkan segala aktivitas kami sepanjang hari ini hanya ke dalam tangan pengasihanMu. Dalam Kristus Yesus kami berdoa dan mengucap syukur. Amin.


Renungan: Yosua 22:5 “Hanya, lakukanlah dengan sangat setia perintah dan hukum, yang diperintahkan kepadamu oleh Musa, hamba TUHAN itu, yakni mengasihi TUHAN, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkanNya, tetap mengikuti perintahNya, berpaut padaNya dan berbakti kepadaNya dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu.”


Bapak, ibu dan saudara-saudari sekalian, menurut kita apakah kesetiaan itu? Bagaimanakah seseorang menunjukkan kesetiaannya kepada orang lain? Tentu sebelum ada kesetiaan, harus terlebih dahulu ada kasih. Kesetiaan tidak akan hadir apabila kita tidak mengasihi seseorang. Secara sederhana, kesetiaan dapat terlihat dari kebersamaan sehari-hari, jangka waktu yang lama berhubungan baik dengan seseorang yang dikasihi. Namun, dalam nats kita hari ini, kesetiaan tidak hanya sesederhana kebersamaan dalam waktu yang lama, berada di sisinya tetapi tidak sepenuhnya percaya dan taat kepada seseorang tersebut.


Yosua 22: 5 ini merupakan pesan yang disampaikan Yosua kepada suku Ruben, suku Gad, dan setengah suku Manasye. Mereka telah diperintahkan untuk kembali ke tanah warisan mereka di Seberang Sungai Yordan setelah menolong saudara-saudara mereka menahklukkan tanah Kanaan. Yosua menekankan kepada mereka untuk setia kepada perintah-perintah Tuhan, kasih kepada Tuhan, hidup menurut kehendakNya, dan beribadah serta bergantung sepenuhnya hanya kepada Tuhan. Nats ini merupakan ajaran moral dan spiritual yang dibawa Yosua kepada umat Israel.


Mengasihi merupakan hukum yang terutama bagi orang percaya. Kasih kepada Tuhan meliputi penghormatan, dan pengabdian yang tulus kepadaNya dalam segala aspek kehidupan kita. Bukan hanya melalui perasaan saja, tetapi terlihat juga melalui sikap hati yang mempengaruhi cara hidup kita sehari-hari. Dengan kasih yang kita miliki kepada Tuhan, harus diikuti dengan kesetiaan kepada Tuhan. Kesetiaan berarti memegang teguh perintah-perintahNya dan hidup sesuai dengan kehendakNya. Ketika kita setia kepada Tuhan, maka dengan sendirinya kepercayaan dan ketaatan kita kepadaNya dapat terlihat dalam segala hal di hidup kita.  Tujuan hidup yang sejati terletak dalam hidup menurut kehendak Tuhan. Hal ini mengharuskan kita untuk mencari dan mengikuti jalan yang ditujukkan oleh Tuhan dalam firmanNya. Hidup menurut kehendak Tuhan berarti bersedia menyerahkan keputusan dan hidup kita hanya kepada Tuhan. Marilah menyerahkan diri kita hanya kepada Tuhan, yang kita wujud nyatakan melalui kehidupan kita sehari-hari bergantung hanya kepada Tuhan. Bergantung hanya kepada Tuhan berarti mengakui bahwa semua yang kita miliki dan semua yang kita lakukan berasal hanya dari Tuhan, dan kita mempercayakan hidup kita sepenuhnya hanya kepadaNya. Landasan spiritual orang yang percaya adalah dengan beribadah dan bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Ini mencakup doa, pujian, penyembahan, dan ketaatan yang konsisten kepadaNya. Ibadah yang tulus adalah bukti kasih kita kepada Tuhan, sementara ketergantungan kepadaNya menunjukkan pengakuan kita akan kuasa dan kemurahanNya dalam hidup kita.

Orang yang setia adalah orang yang senantiasa mempertahankan rasa takjubnya kepada sesuatu hal. Maka, marilah mengembalikan dan mempertahankan rasa takjub kita kepada Allah melalui karya-karyaNya dalam hidup kita sehingga kita menjadi orang yang setia kepadaNya. Amin.


Doa Penutup: Kami mengucapkan syukur kepadaMu ya Tuhan Allah Bapa kami atas FirmanMu yang sudah kami dengarkan. Baharuilah hati, pikiran, dan tingkah laku kami, agar kami sungguh-sungguh setia dan taat hanya kepadaMu. Kami menyerahkan hidup kami hanya ke dalam tanganMu, tuntunlah kami dalam melakukan aktivitas kami sepanjang hari ini. Dalam Nama AnakMu, Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.


C.Pdt. Martina R. Simanjuntak, S.Th- Melayani di Kantor Ephorus HKBP