Renungan Harian HKBP | 16 Juli 2023

Kotbah Evangelium (Renungan Harian Marturia HKBP) Minggu, 16 Juli 2023

Syalom dan Selamat hari Minggu buat BapaK- Ibu, Saudara/i yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, dimanapun saudara berada. Disaat kita akan memulai aktivitas kita pada Minggu yang baru ini, kita terlebih dahulu mau bersekutu dengan Tuhan melalui FirmanNya. Namun sebelumnya marilah kita berdoa!

Doa Pembuka: Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal, kiranya menyertai hati dan pikiran Saudara/i, dalam Kristus Yesus Tuhan kita. Amin.

Saudara/i, Firman Tuhan buat kita pada Minggu ini 16 Juli 2023, tertulis dalam Mazmur 65 : 1 – 9, demikian Firman Tuhan:

Nyanyian syukur karena berkat Allah

Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. Nyanyian. 

Bagi-Mulah puji-pujian di Sion, ya Allah; dan kepada-Mulah orang membayar nazar. 

Engkau yang mendengarkan doa. Kepada-Mulah datang semua yang hidup 

karena bersalah. Bilamana pelanggaran-pelanggaran kami melebihi kekuatan kami, Engkaulah yang menghapuskannya. 

Berbahagialah orang yang Engkau pilih dan yang Engkau suruh mendekat untuk diam di pelataran-Mu! Kiranya kami menjadi kenyang dengan segala yang baik di rumah-Mu, di baitMu yang kudus. 

Dengan perbuatan-perbuatan yang dahsyat dan dengan keadilan Engkau menjawab kami, ya Allah yang menyelamatkan kami, Engkau, yang menjadi kepercayaan segala ujung bumi dan pulau-pulau yang jauh-jauh; 

Engkau, yang menegakkan gunung-gunung dengan kekuatanMu, sedang pinggangMu berikatkan keperkasaan; 

Engkau, yang meredakan deru lautan, deru gelombang-gelombangnya dan kegemparan bangsa-bangsa! 

Sebab itu orang-orang yang diam di ujung-ujung bumi takut kepada tanda-tanda mujizatMu; tempat terbitnya pagi dan petang Kau buat bersorak-sorai.

Saudara/i, yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, tema minggu kita hari ini adalah PEMELIHARAAN ALLAH BAGI UMATNYA. Itu juga yang hendak dijelaskan dan ditegaskan melalui nas khotbah ini.

Saudara/i, menurut judulnya, Mazmur ini ditulis atau digubah oleh Daud, tetapi diberikan kepada pemimpin biduan untuk dinyanyikan oleh Israel. Oleh lembaga alkitab Indonesia, Mazmur ini diberi judul “Nyanyian syukur karena berkat Allah”. Jadi dalam nyanyian ini, umat Israel bersyukur, karena mereka menerima berkat dari Allah. 

Berkat apa saja yang mereka terima yang atasnya mereka bersyukur? Yang pertama, mereka bersyukur karena mereka punya Tuhan yang mendengarkan ketika mereka berdoa. Ini yang dikatakan di ay. 3 tadi “Engkau yang mendengarkan doa”. Jadi bangsa Israel bersyukur karena mereka punya Tuhan yang mau mendengarkan ketika mereka berdoa. 

Itu juga harus mengingatkan kita bersyukur karena kita punya Tuhan yang mau mendengarkan ketika kita berdoa. Namun harus kita sadari, bahwa apa pun jawabannya, itu adalah kedaulatan Tuhan. Jadi alasan pertama untuk bersyukur, adalah kita punya Tuhan yang mau dengar doa-doa kita, apapun jawabannya. 

Disisi lain, hendak diingatkan juga bahwa Tuhan pasti menjawab doa-doa kita. Ini bisa kita lihat di ay. 6 tadi dikatakan “Dengan perbuatan-perbuatan yang dahsyat dan dengan keadilan Engkau menjawab kami”. Ini hendak menegaskan bahwa Tuhan pasti menjawab doa kita, dan jawaban Tuhan itu, sungguh dahsyat. Dan tidak hanya dahsyat tetapi adil menurut Tuhan. 

Saudara/i, sering sekali menurut kita Tuhan memberi jawaban tidak adil. Coba bayangkan, tukang Es dengan tukang payung berdoa dalam waktu yang bersamaan. Tukang Es, minta panas; sementara tukang payung minta hujan. Jadi adil yang dimaksud di sini adalah adil menurut Tuhan, bukan menurut kita. Maka janganlah bersyukur hanya ketika Tuhan menjawab doa kita sesuai dengan keinginan kita, tetapi bersyukurlah kalau Tuhan mau mendengar. 

Alasan yang kedua mengapa Israel bersyukur, karena mereka punya Tuhan yang suka mengampuni. Ini yang dijelaskan di ay. 3-4 “KepadaMulah datang semua yang hidup karena bersalah. Bilamana pelanggaran-pelanggaran kami melebihi kekuatan kami, Engkaulah yang menghapuskannya”. 

Saudara/i, Itu juga yang menjadi alasan kita untuk bersyukur, karena kita punya Tuhan yang suka mengampuni. Bayangkan Bapak/Ibu, kalau Tuhan itu pendendam, Dia simpan-simpan semua kesalahan kita. Tetapi kita sungguh bersyukur, karena kita punya Tuhan yang suka mengampuni, dan itulah yang sudah diwujudkanNya melalui diri Yesus Kristus. Itu juga yang dikatakan di Mazmur 130:3 “Jika Engkau ya Tuhan menghitung kesalahan-kesalahan, Tuhan siapakah yang dapat tahan ?. Tetapi padaMu ada pengampunan, supaya Engkau ditakuti orang”. Jadi alasan kedua untuk bersyukur adalah karena kita punya Tuhan yang mau mengampuni, yang tidak menghitung-hitung kesalahan kita.

Alasan ketiga kenapa bangsa Israel dan kita harus bersyukur, karena kita punya Tuhan yang mau menerima kita apa adanya, yang mau menyambut kita, yang mau kita tinggal dengan Dia dan hidup akrab, bergaul erat dengan Dia, hidup dekat dan hidup dalam persekutuan dengan Dia. Inilah yang dijelaskan di ay. 5 tadi “Berbahagialah orang yang Engkau pilih dan yang Engkau suruh mendekat untuk diam di pelataranMu! Kiranya kami menjadi kenyang dengan segala yang baik di rumahMu, di baitMu yang kudus”. 

Jadi alasan ketiga bersyukur karena kita punya Tuhan yang mau bersahabat akrab dengan kita. Dan kalau Tuhan akrab dengan kita, kita hidup dalam persekutuan dengan Tuhan, maka kita akan menikmati segala kebaikanNya. Oleh karena itu, jangan hanya mencari kebaikanNya saja, tetapi justru yang paling penting, carilah Dia. Karena kalau kita sudah dapat Dia, maka kita akan dapat juga kebaikanNya.  

Saudara/i, ini yang acap kita lupakan, sehingga banyak orang yang sibuk mencari kebaikan dan berkatNya, tetapi tidak mencari sipemberi berkat itu sendiri. Padahal yang Tuhan inginkan adalah agar kita mau akrab, kita selalu dekat dengan Dia, dalam persekutuan dengan Dia di rumahNya.

Alasan keempat, saya bacakan dulu ay. 10-14 (lanjutan nas khotbah ini) “Engkau mengindahkan tanah itu, mengaruniainya kelimpahan, dan membuatnya sangat kaya. Batang air Allah penuh air; Engkau menyediakan gandum bagi mereka. Ya, demikianlah Engkau menyediakannya:  Engkau mengairi alur bajaknya, Engkau membasahi gumpalan-gumpalan tanahnya, dengan dirus hujan  Engkau menggemburkannya; Engkau memberkati tumbuh-tumbuhannya. Engkau memahkotai tahun dengan kebaikanMu, jejakMu mengeluarkan lemak; tanah-tanah padang gurun menitik, bukit-bukit berikat-pinggangkan sorak-sorai, padang-padang rumput berpakaikan kawanan kambing domba, lembah-lembah berselimutkan gandum, semuanya bersorak-sorai dan bernyanyi-nyanyi.

Saudara/i, kita tahu orang Israel adalah masyarakat petani. Atas kebaikan Tuhan, Tuhan memberikan kepada mereka tanah, hujan, air, kesuburan, gandum dan hewan. Semua ini hendak menjelaskan bahwa Tuhan memberi mereka materi. Karena itulah maka mereka bersyukur kepada Tuhan.

Dan kalau kita perhatikan, materi yang Tuhan berikan kepada mereka adalah hal-hal yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Sebagai petani mereka butuh tanah, maka Tuhan beri tanah, mereka butuh air, Tuhan beri air, mereka butuh kesuburan, maka Tuhan beri kesuburan. Mereka butuh benih, Tuhan beri benih. 

Maka hasilnya, padang-padang rumput berpakaikan kawanan kambing domba, lembah-lembah berselimutkan gandum. Itulah yang mereka syukuri, karena Tuhan memberi berbagai materi yang sesuai dengan kebutuhkan mereka (bukan sesuai keinginan). 

Nah, masalahnya, kita sering sekali mencari keinginan, bukan kebutuhan. Maka sangat tepat nasehat Paulus yang mengatakan “belajarlah untuk mencukupkan diri”. 

Yang terakhir, apa yang dilakukan oleh Israel untuk menyatakan syukur mereka ? Kita lihat apa yang dikatakan di ay. 2 tadi “BagiMulah puji-pujian di Sion, ya Allah; dan kepadaMulah orang membayar nazar”. 

Saudara/i, ada dua hal yang dilakukan oleh bangsa Israel dan juga yang harus kita lakukan sebagai bukti rasa syukur kita. Yang pertama, memuji-muji Tuhan di Sion. Sion adalah pusat dimana beribadah. Mereka bisa memuji Tuhan di rumah, diladang, di tempat kerja atau dimana saja. Tetapi peMazmur juga mengatakan bahwa mereka harus memuji Tuhan di Sion. 

Kalau kita aplikasikan dengan kehidupan kita sekarang, Sion kita adalah Gereja kita masing-masing. Kalau memuji Tuhan di rumah, silahkan; memuji Tuhan di tempat kerja, silahkan; tetapi juga harus memuji Tuhan di Gereja bersama-sama dengan jemaat yang lain. Karena Gereja inilah Sion kita, pusat ibadah kita. Pujilah Tuhan di Sion, artinya, datanglah ke Gereja dan nyatakan syukurmu di sana. 

Dan yang kedua, “bayar nazarmu” – tepati janjimu kepada Tuhan. Semua kita sudah bernazar waktu kita dibaptis, kita berjanji akan setia dan taat kepada Tuhan dalam suka dan susah sampai mati. Berjanji saat lepas sidi, berjanji ketika menikah dan juga berjanji ikut melayani Tuhan dengan setia, mari kita bayar. 

Jadi sekali lagi kita bersyukur karena kita punya Tuhan yang mau mendengar, kita punya Tuhan yang mau mengampuni, kita punya Tuhan yang mau akrab dan mendekatkan diri dengan kita dan kita punya Tuhan yang mau memberi apa yang kita butuhkan. Dan sebagai wujud syukur kita, maka kita bernyanyi memuji Tuhan di Sion dan membayar Nazar kita masing-masing. Amin.

Doa Penutup: Kita berdoa! Bapa kami yang bertahta di kerajaan Sorga. Terima kasih atas FirmanMu yang sudah mengingatkan kami agar kami senantiasa bersyukur atas penyertaan serta kasihMu kepada kami sepanjang hari, sepanjang hidup tanpa henti. Kami sungguh bersyukur kepadaMu karena kami punya Tuhan yang selalu mendengarkan doa-doa kami. Kami bersyukur karena kami punya Tuhan yang suka mengampuni dan yang tidak mengingat-ingat kesalahan kami. Kami sungguh bersyukur karena Tuhan selalu dekat dengan kami. Kami juga sangat bersyukur karena kami tahu bahwa Engkau selalu menyukupkan segala yang kami butuhkan.

Dan pada kesempatan ini kami hendak memohon berkat penyertaanMu kepada kami untuk memasuki Minggu baru ini. Beri kami kesehatan dan ketaatan, sehingga Minggu ini benar-benar menjadi Minggu berkat dan Minggu sukacita buat kami. Dan mohon ampun atas segala dosa dan kejahatan kami. Dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa dan mengucap syukur. Amin.


Kotbah Epistel (Renungan Harian Marturia HKBP) Minggu, 16 Juli 2023

Ep. Matius 13 : 1 – 9

Pada hari itu keluarlah Yesus dari rumah itu dan duduk di tepi danau.

Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak semuanya berdiri di pantai.

Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya: "Adalah seorang penabur keluar untuk menabur.

Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.

Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.

Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.

Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati.

Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.

Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"

Melalui perumpamaan ini, Kristus mengajarkan bahwa di dunia ini akan selalu ada baik dan jahat. Jadi perumpamaan ini dimaksudkan untuk mengingatkan para pengikutNya agar jangan terkejut bila melihat kejahatan di dalam dunia ini dan juga mengajarkan bagaimana sikap yang tepat yang harus dilakukan sebagai murid yaitu dengan penyerahan diri sepenuhnya kepada Kristus (Mat 13:44,46) dan mengabdikan hidup kepada kebenaran.

Melalui perumpamaan ini ada beberapa hal yang bisa kita pelajari :

Benih selalu membutuhkan tanah yang baik dalam perkembangannya, dengan harapan bahwa benih itu nanti akan bertumbuh dengan baik dan bebuah baik dan banyak.

2. Dijelaskan ada berbagai jenis lahan :

Pinggir jalan : ini hendak mengambarkan orang yang mendengar tetapi tidak mengerti.

Bebatuan : hendak menggambarkan orang yang mendengar Firman Tuhan tetapi tidak berakar. 

Semak duri : hendak menggambarkan, bahwa benih yaitu Firman Tuhan yang didengar tumbuh tetapi tidak berkembang dan tidak dilaksanakan. 

Tanah yang subur : benih atau Firman yang didengar tumbuh, berkembang dan berbuah banyak.

3. Untuk melakukan tugas sebagai penabur dibutuhkan : 

Kerendahan hati karena tidak semua benih yang kita tabur itu tumbuh dan berbuah.

Kesiapan untuk bekerja keras untuk mencangkul tanah yang keras, memagarinya, membuang batu dan duri yang mengganggu.

Hasil/buah dari pemberitaan tidak selalu sama. Ada yang 100 kali lipat, 60 kali lipat, 30 kali lipat. Semua itu tergantung bagaimana perawatannya. Perawatan akan mempengaruhi hasil yang akan dituai. Amin

Pdt. Rostetty Lumbantobing, S.Th- Kabiro Ibadah Musik HKBP

Pustaka Digital