Renungan Harian HKBP | 21 Januari 2024

Nats: Mazmur 62 : 6 – 13

6. Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku. 

 

7. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah. 

 

8. Pada Allah ada keselamatanku dan kemuliaanku; gunung batu kekuatanku, tempat perlindunganku ialah Allah. 

 

9. Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita. Sela 

 

10. Hanya angin saja orang-orang yang hina, suatu dusta saja orang-orang yang mulia. Pada neraca mereka naik ke atas, mereka sekalian lebih ringan dari pada angin. 

 

11. Janganlah percaya kepada pemerasan, janganlah menaruh harap yang sia-sia kepada perampasan; apabila harta makin bertambah, janganlah hatimu melekat padanya

 

12. Satu kali Allah berfirman, dua hal yang aku dengar: bahwa kuasa dari Allah asalnya, 

 

13. dan dari pada-Mu juga kasih setia, ya Tuhan; sebab Engkau membalas setiap orang menurut perbuatannya


Perlindungan dan keselamatan adalah dambaan setiap manusia. Sedemikian pentingnya perlindungan dan keselamatan itu, sehingga manusia rela mengorbankan waktu dan biaya yang besar untuk memperolehnya.

Dengan adanya perlindungan dan keselamatan, manusia bebas dari segala bentuk mara bahaya yang mengancam kehidupan manusia.

 

Khotbah minggu ini, berbicara tentang perlindungan dan keselamatan. Tidak saja keselamatan jasmani dan duniawi, tapi lebih dari itu keselamatan rohani dan hidup yang kekal.

 

Dalam Mazmur ini, Daud memberikan pernyataan iman bahwa Allah adalah satu-satunya landasan kehidupan dan keselamatannya. Bagaimana pun hebatnya kesulitan yang dihadapinya, Ia tahu bahwa dirinya harus segera lari ke dalam dekapan Allah. Dengan penuh keyakinan Daud menyatakan bahwa “Hanya dekat ALLAH saja aku tenang…” . Jiwanya yang gelisah menjadi tenang sebab ia berada dalam tangan yang tidak pernah goyah (1-2).


Apa yang dialami oleh Daud merupakan masalah yang serius. Ia menghadapi orang-orang yang bermulut manis, tetapi dalam hati mereka penuh intrik dan tipu muslihat. Bahkan orang-orang dan keluarga terdekatnya ingin menggulingkan nya dari singgasana (3-4). Setiap saat, Daud merasa dirinya dalam ancaman. Daud tahu bahwa para musuhnya sedang berupaya menghancurkan dia namun daud lebih percaya kepada keperkasaan Allah untuk membentengi hidupnya dari ancaman musuh. “Hanya dekat Allah saja aku tenang”.

 

Sebetulnya dengan posisinya sebagai raja, Daud bisa saja mengambil tindakan tegas menyingkirkan mereka satu per satu. Namun Daud tidak mengandalkan kuasa dan hartanya, tetapi dia lebih memilih untuk datang kepada Allah yang adalah harapan, kekuatan, dan gunung keselamatannya dan tetap mengandalkan kuasa dan perlindungan Allah dalam kehidupannya (5-7).


Dalam perlindungan Allah, Daud merasa lega dan aman. Ia bebas mencurahkan seluruh pergumulan hatinya kepada Allah (8). Berbeda dengn manusia. Manusia bisa mengkhianati dan berdusta kepadanya, tetapi ia percaya Allah setia kepada orang yang mencari wajah-Nya. Itu sebabnya Daud menemukan keyakinan diri bahwa suatu saat nanti para musuhnya akan jatuh (9).


Saudara/i… belajar dari pengalamannya bersama dengan Allah, maka Daud memberi wejangan agar umat Allah tidak menggantungkan hidup pada orang-orang fasik yang hanya mementingkan materi dan menindas sesamanya. Sebab materi itu tidak abadi, justru dapat menjerat hati manusia jauh dari Allah (10). Yang abadi adalah Allah. Bahkan kuasa dunia pun berasal dari Allah (11). Itulah yang membuat Daud tidak kuatir lagi sebab setiap perbuatan akan mendapat ganjarannya dari Allah (12).

 

Saudara/i… Ini merupakan renungan dari Daud berdasarkan pengalaman pribadinya dengan Allah yang membuat dia semakin sungguh-sungguh percaya kepada ALLAH, sehingga apapun yang terjadi, jiwanya tunduk kepada Allah, karena hanya dalam DIA kita mendapatkan ketenangan.

 

Apa yang diungkapkan oleh Daud ini, hendak menunjukkan kepada kita bahwa menantikan Tuhan itu baik, oleh sebab itu kita harus terus memerintahkan jiwa kita untuk terus bergantung kepada Allah supaya hati kita bisa selalu tenang. Daud mengulangi apa yang dikatakannya tentang Allah dalam ay 3, sebagai ungkapan keyakinan yang lebih lagi tentang pribadi Tuhan. “Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, maka aku sama sekali tidak akan goyah.”

 

Saudara/i…hal itu juga yang hendak diingatkan kepada kita saat ini, bahwa di tengah-tengah kesulitan, kesengsaraan atau pertentangan dari musuh, kita harus tetap dekat dengan Allah sebagai perlindungan dan pelepas tertinggi. 

 

Sekalikali jangan mengandalkan manusia. In gat pengalaman Daud. Daud pernah dikhianati oleh anaknya sendiri, Absalom, juga  pernah dihianati oleh temannya sendiri, Ahitofel. Tetapi Tuhan tetap setia dan senantiasa bisa diandalkan.

 

Atas hal itu, maka Yeremia juga mengatakan di Yeremia 17:5,7-8 “terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari Tuhan!.” Tetapi “Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya kepada Tuhan!  Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.”

 

Oleh karena itu saudara/i, keputusan untuk hidup dekat dengan Tuhan adalah keputusan terbaik. Karena satu-satunya yang dapat diandalkan dalam hidup ini hanyalah Tuhan. Hanya pada Allah saja kitan bisa tenang.

 

Ini sangat penting untuk tetap kita imani, terlebih di dunia yang tengah kita jalani sekarang ini. Zaman yang canggih dengan tingkat mobilisasi yang tinggi dan super cepat. Juga zaman di mana manusia menghadapi lebih banyak persoalan karena tingkat kejahatan yang makin tinggi, masalah – masalah sosial yang terus bertambah. Kadang tanpa kita sadari, kita terjerumus ke dalam seribu satu macam kegaduhan dan kesibukan. Ditengah situasi yang demikian, kita sungguh butuh ketenangan untuk menyikapi berbagai persoalan dan kesibukan. Satusatunya sumber pengharapan yang dapat diandalkan, hanyalah Tuhan.

 

Yang kedua, melalui pengalaman Daud ini juga hendak diingatkan kepada kita, tentang betapa rapuh dan fananya manusia. Kita penuh dengan keterbatasan, sehingga ia tidak dapat diandalkan. Tetapi kuasa, kasih setia dan keadilan Tuhan, adalah teguh. Dia menjanjikan perlindungan dan keselamatan bagi kita. Oleh karenanya jangan cari perlindungan dan keselamatan diluar Allah. Hanya Dialah tempat perlindungan kita. Amin.

 


Pdt. Rostetty Lumbantobing, S.Th- Kabiro Ibadah Musik HKBP