Renungan Harian HKBP | 25 Februari 2024 (Epistel)

Kejadian 17 : 1-7+15-16

 

Hari ini, kita akan memperhatikan sebuah kisah yang penuh dengan janji dan kesetiaan Allah. Melalui nats ini, kita bisa melihat momen ketika Allah meneguhkan janji-Nya kepada Abraham, sang bapak iman. Allah menegaskan janji-Nya untuk membuat Abraham menjadi "bapak bangsa-bangsa" dan "banyak keturunan". Allah juga menetapkan perjanjian-Nya dengan Abraham dan keturunannya untuk selamanya. Namun, Abraham diminta untuk hidup dalam kebenaran dan kesucian, dengan bersunat sebagai tanda perjanjian antara dirinya dan Allah.

 

Disisi lain, Allah juga memberikan kabar gembira kepada Sarah bahwa dia akan memiliki seorang anak meskipun telah berusia lanjut. Allah menegaskan bahwa janji-Nya kepada Abraham akan terwujud melalui keturunan dari Sarah, yang akan diberi nama Ishak.

 

Disini kita lihat betapa luar biasanya Allah kita. Ayat 1, mengatakan, "Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka Tuhan menampakkan diri kepada Abram." Bayangkanlah, di usia yang begitu lanjut, ketika mungkin sebagian besar orang telah menyerah pada impian-impian mereka, Allah muncul kepada Abraham. Ini menunjukkan kepada kita bahwa tak ada usia terlalu tua bagi Allah untuk melakukan pekerjaan-Nya. Allah kita adalah Allah yang luar biasa, yang dapat melakukan hal-hal yang tidak terduga dan mengubah situasi apapun sesuai dengan rencana-Nya.

Kemudian, mari kita lihat isi dari pertemuan Allah dengan Abraham. Allah menegaskan janji-Nya kepada Abraham. Dia berkata, "Akulah Allah Yang Mahakuasa, berjalanlah di hadapan-Ku dan jadilah sempurna." Allah muncul kepada Abraham sebagai "Allah Yang Mahakuasa" (El Shaddai), menunjukkan kekuasaan dan keagungan-Nya. Allah tidak hanya memanggil Abraham untuk hidup dalam kesetiaan kepada-Nya, tetapi juga memberikan janji yang luar biasa. Allah berjanji untuk membuat Abraham menjadi bapak dari bangsa-bangsa yang banyak. Di usia sembilan puluh sembilan tahun, ketika segala harapan manusia mungkin telah pupus, Allah menghadirkan janji yang luar biasa ini kepada Abraham.

 

Namun, seperti yang sering terjadi dalam hidup kita, Allah menguji iman Abraham. Dalam ayat 15-16, Allah berbicara tentang Sarah, istri Abraham, dan berjanji bahwa Dia akan memberikan seorang anak kepadanya. Ini adalah janji yang sulit untuk dipercayai, mengingat usia Sarah yang sudah lanjut. Namun, inilah kekuatan iman Abraham. Meskipun situasinya mustahil menurut logika manusia, Abraham tetap percaya kepada Allah. Dia tidak meragukan janji Allah, tetapi dengan iman yang teguh, dia mempercayainya.

 

Pesan ini tetap relevan bagi kita hari ini.

Pertama, Tuhan kita adalah Allah yang Mahakuasa dan Allah yang setia kepada janji-Nya. Seperti yang Dia janjikan kepada Abraham, begitu juga janji-Nya kepada kita tidak akan pernah gagal. Dia mengundang kita untuk hidup dalam ketaatan dan kesempurnaan di hadapan-Nya.

 

Kedua, Kita semua bisa belajar dari kesetiaan Allah dalam memenuhi janji-Nya. Bahkan ketika segala sesuatu nampaknya tidak mungkin menurut pemikiran manusia, Allah tetap setia pada perkataan-Nya. Ini mengingatkan kita untuk mempercayai janji-janji Allah dalam hidup kita, meskipun terkadang situasinya tampak tidak mungkin. Seperti Abraham, meskipun dia diuji dan dihadapkan dengan tantangan yang besar, dia tetap percaya pada janji Allah. Iman yang teguh dalam Allah adalah kunci untuk mengalami janji-Nya. Seperti Abraham, kita harus mempercayai Allah bahkan ketika situasi terlihat mustahil.

 

Ketiga, tidak ada usia terlalu tua atau situasi terlalu sulit bagi Allah untuk melakukan pekerjaan-Nya. Allah mengubah nama Sarai menjadi Sara dan menegaskan bahwa dia akan menjadi ibu bangsa-bangsa. Meskipun Sara tertawa karena hal ini, Allah tetap setia pada janji-Nya dan memberkati mereka dengan kelahiran Ishak, putra yang dinantikan. Ini membuktikan bahwa Tuhan dapat mengubah segala sesuatu sesuai dengan rencana-Nya.

 

Saudara-saudara, mari kita hidup dalam iman yang teguh kepada Allah kita. Mari kita hidup dalam ketaatan kepada Allah, dan percaya pada janji-janji-Nya, serta menghadapi setiap tantangan dengan iman yang kokoh. Karena pada akhirnya, Allah tetap setia, dan Dia akan memenuhi janji-janji-Nya kepada kita. Amin.


Pdt. Rostetty Lumbantobing, S.Th – Kabiro Ibadah Musik HKBP


Pustaka Digital