Renungan Harian HKBP | 26 Mei 2024

EPISTEL

Doa Pembuka: Kita berdoa! Ya Tuhan, Allah Bapa kami yang di surga! Kami bersyukur atas segala rahmat-Mu yang senantiasa kami rasakan hingga hari ini. Sekarang Tuhan, kami hendak mendengarkan Firman-Mu, berkatilah hati dan pikiran kami agar kami dapat memahaminya dan melakukannya di dalam kehidupan kami. Di dalam Kristus Yesus, kami berdoa. Amin.


Selamat hari Minggu! Jemaat yang dikasihi Tuhan, Firman Tuhan, epistel pada Minggu Trinitatis hari ini tertulis dalam 1 Yohanes 5:9-13, saya akan membacakannya bagi kita semua.


Kita menerima kesaksian manusia, tetapi kesaksian Allah lebih kuat. Sebab demikianlah kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya. Barangsiapa percaya kepada Anak Allah, ia mempunyai kesaksian itu di dalam dirinya; barangsiapa tidak percaya kepada Allah, ia membuat Dia menjadi pendusta, karena ia tidak percaya akan kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya. Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya. Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup. Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal.


Turunnya Roh Kudus ke dunia yang kita rayakan pada Minggu Pentakosta yang lalu merupakan penggenapan akan karya keselamatan Allah yang disediakan-Nya bagi umat manusia. Karya keselamatan itulah yang telah menebus seluruh umat manusia dari dosa dan membebaskannya dari kuasa maut dan iblis. Melalui karya keselamatan itu, manusia juga tidak lagi harus menanggung kematian kekal sebagai upah mereka, melainkan keselamatan yang kekal. Keselamatan ini disediakan Allah melalui pengorbanan Anak-Nya yang tunggal, Tuhan Yesus Kristus di kayu salib. Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Yesus telah membuktikan bahwa tidak ada kuasa yang lebih besar dari kuasa Allah, dan kuasa maut telah berhasil dikalahkan. Tuhan Yesus Kristus memberikan diri-Nya sebagai jalan perdamaian bagi manusia kepada Allah agar setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak lagi menerima murka Allah, melainkan kini bisa hidup di dalam damai dan kasih setia-Nya. 

Keselamatan itu diberikan Allah kepada semua umat manusia tanpa terkecuali. Keselamatan itu diperoleh bukan melalui perbuatan manusia; bukan juga dengan kekuatan atau akal budi manusia; dan juga bukan karena kepantasan manusia menerimanya. Keselamatan itu diterima manusia semata-mata karena anugerah yang daripada Allah. Akan tetapi pada kenyataannya, di dunia ini belum semua orang mau menerima keselamatan itu. Masih banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya sudah ditebus dan tidak boleh lagi hidup di dalam dosa dan kuasa iblis. Orang-orang yang demikian tentu tidak akan bisa menerima kehidupan kekal karena mereka belum menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat mereka. Kepada orang-orang seperti itulah kita, orang percaya diutus Allah untuk menjadi saksi-saksi-Nya. 

Kita, yang melalui iman dan baptisan telah menerima Yesus sebagai Juruselamat, kini diamanatkan oleh Tuhan untuk juga menjadi saksi-Nya bagi orang-orang yang belum percaya agar mereka mau menerima Yesus sebagai Juruselamat mereka. Menjadi saksi Kristus tentu bukan hanya dengan menjadi pendeta atau pelayan tahbisan lainnya. Menjadi saksi Kristus bisa kita lakukan dengan melakukan pekerjaan, perkataan dan tingkah laku yang benar di tengah-tengah masyarakat. Menjadi saksi Kristus artinya kita mencerminkan pribadi dan sifat-sifat Kristus melalui diri kita. Kasih, setia, jujur, adil, sukacita, damai merupakan beberapa contoh sifat Kristus yang bisa kita hidupi dan ajarkan melalui kehidupan kita sehari-hari. Dengan melakukan sifat-sifat Kristus tersebut maka kita sudah menjadi saksi Kristus bagi orang-orang di sekitar kita. Kiranya dengan merasakan kehadiran kita di tengah-tengah hidup mereka, semakin banyak orang yang akhirnya menjadi percaya dan mau menerima Kristus sebagai Juruselamat mereka agar seluruh umat manusia tidak lagi hidup di dalam dosa, melainkan hidup sesuai dengan Firman Tuhan dan menerima kehidupan kekal di dalam Kristus. Amin.


Doa Penutup: Kita berdoa! Ya Tuhan, Allah Bapa kami yang di surga! Kami bersyukur atas FirmanMu yang telah kami dengarkan pada hari ini. Layakkanlah dan kuatkanlah kami menjadi saksiMu di tengah-tengah dunia ini agar semakin banyak lagi orang yang menjadi percaya dan menerima kehidupan kekal yang telah Kau karuniakan bagi kami. Ya Bapa, berkatilah kehidupan kami pada hari ini. Seluruh aktivitas dan pelayanan kami pada hari ini biarlah itu menjadi kemuliaan bagi namaMu yang kudus. Kami juga mengaku bahwa kami adalah manusia yang tidak luput dari dosa, kiranya Tuhan hapuskan itu agar layak kami disebut sebagai anak-anakMu. Di dalam Kristus Yesus, Tuhan dan Juruselamat kami, kami berdoa.


Anugerah dari Tuhan kita Yesus Kristus, kasih setia Allah Bapa, dan persekutuan Roh Kudus kiranya menyertai kamu sekalian. Amin.


EVANGELIUM


Doa Pembuka: Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal, itulah yang memberkati hati dan pikiran saudara, di dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Amin.


Selamat hari Minggu! Firman Tuhan yang menjadi renungan bagi kita pada hari ini tertulis di dalam Yesaya 6:1-8, beginilah Firman Tuhan:


Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci. Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang. Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!” Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu dan rumah itupun penuhlah dengan asap. Lalu kataku: “Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam.” Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah. Ia menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata: “Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni.” Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: “Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?” Maka sahutku: “Ini aku, utuslah aku!”


Saudara/i, jemaat yang dikasihi Tuhan kita Yesus Kristus! Pada hari ini kita mulai memasuki minggu-minggu Trinitatis. Minggu yang mana masih banyak orang menganggap minggu-minggu Trinitatis adalah minggu-minggu yang tidak begitu menarik atau tidak begitu penting karena tidak ada suatu hal yang dirayakan. Namun sesungguhnya, di dalam minggu-minggu inilah kita memasuki kehidupan baru yang diberikan Tuhan kepada umat manusia melalui karya keselamatan yang disediakan-Nya bagi kita. Karya keselamatan itu telah diterima seutuhnya oleh umat manusia melalui turunnya Roh Kudus ke dunia yang kita rayakan pada minggu Pentakosta yang lalu. Sekarang, kita diminta untuk menghayati dan menghidupi keselamatan itu melalui tingkah laku dan pribadi kita yang baru. 

Dalam nas renungan pada hari ini kita menyaksikan bagaimana Yesaya menerima penglihatan yang sangat dahsyat akan kemuliaan dan kekudusan Tuhan. Yesaya menyaksikan para malaikat Tuhan yang sedang memuliakan dan menguduskan nama Tuhan dengan sangat dahsyat hingga menggetarkan Bait Suci yang megah itu. Penglihatan inilah yang sekarang dibagikan Nabi Yesaya kepada kita, agar kita pun bisa menjadi saksi kemuliaan Tuhan itu. Nas ini diawali dengan kalimat “dalam tahun matinya raja Uzia”. Perkataan ini hendak mengatakan bahwa sekalipun raja Israel mati, namun Allah Israel tetap hidup dan kekal untuk selama-lamanya. Sekalipun raja Israel kehilangan kemuliaannya, namun kemuliaan Tuhan tidak pernah berkurang sedikitpun, justru semakin bertambah hingga memenuhi seluruh bumi. Kemuliaan Tuhan telah memenuhi seluruh bumi berkat karya keselamatan yang telah disediakan-Nya bagi umat manusia. Karya keselamatan itu jugalah yang menjadikan kita kudus, sama seperti Tuhan yang adalah kudus. Untuk itu melalui minggu Trinitatis pada hari ini kita diingatkan kembali untuk senantiasa hidup di dalam kekudusan itu.

Setelah menyaksikan kemuliaan dan kekudusan Tuhan, Yesaya mengakui kekurangan dan kelemahannya, yakni ia adalah orang yang najis karena dosa dan juga hidup di tengah-tengah dunia yang najis. Bahkan Yesaya mengira bahwa ia akan binasa oleh karena kelemahannya tersebut. Akan tetapi, sekali lagi Tuhan menunjukkan kemuliaan dan kekuasaan-Nya dengan mengutus malaikat-Nya untuk menghapus segala kesalahan dan dosa Yesaya. Penghapusan dosa ini juga yang kemudian menjadikan Yesaya kudus dan layak untuk melayani Tuhan. Setelah menghapus dosa dan menguduskan Yesaya, Tuhan kemudian secara resmi mengutus Yesaya untuk menjadi hamba-Nya dalam menyuarakan suara kenabian. Yesaya lalu menerima pengutusan itu dengan berkata, “ini aku, utuslah aku!”

Jemaat yang terkasih di dalam nama Tuhan Yesus Kristus! Sama seperti Yesaya, segala dosa dan kesalahan kita telah diampuni-Nya dan kita telah ditebus dengan lunas. Kita pun sudah dikuduskan melalui darah Kristus yang tercurah di kayu salib. Untuk itu, haruslah kita senantiasa memelihara kekudusan itu di dalam kehidupan kita. Hendaklah kita menjauhi segala dosa dan perbuatan yang bisa mencemari kekudusan kita. Jauhkanlah dari kehidupan kita segala bentuk perzinahan, kecurangan, adiksi, penindasan, kekerasan dan segala bentuk kejahatan lainnya agar kita senantiasa hidup kudus, sama seperti Tuhan yang adalah kudus.

Melalui nas ini kita juga diingatkan bahwa sama seperti pengutusan-Nya kepada Yesaya, Tuhan juga mengutus kita ke tengah-tengah dunia yang kotor ini untuk mengabarkan bahwa karya keselamatan Tuhan telah tersedia bagi semua orang. Kita diutus untuk memberitakan kabar baik itu agar semakin banyak orang yang mau menerima Kristus sebagai Juruselamat mereka dan menerima Roh Kudus untuk membimbing mereka kepada kehidupan yang kekal, agar semakin nyata kekudusan dan kemuliaan Tuhan di seluruh bumi. Amin.


Doa Penutup: Kita bersatu di dalam doa! Ya Allah Yang Maha Kudus, kami bersyukur atas cinta dan kasih-Mu yang senantiasa menyertai perjalanan hidup kami hingga pada saat ini. Kami juga bersyukur atas Firman-Mu hari ini yang mengingatkan kami untuk senantiasa hidup di dalam kekudusan, sama seperti Engkau yang adalah kudus. Ya Bapa Yang Maha Kasih, kami berdoa untuk gereja-Mu, HKBP. Berkatilah para pemimpin kami agar mereka bijaksana dan penuh kasih dalam memimpin gereja-Mu ini ke arah yang lebih baik. Berkati para pelayan gereja-Mu dalam melaksanakan tugas pelayanan mereka di tengah-tengah gereja ini. Berkati juga seluruh jemaat-Mu di mana pun mereka berada agar senantiasa bersyukur dan mampu menjadi saksi Kristus melalui hidup, pekerjaan dan perkataannya setiap hari. Ya Bapa Yang Maha Pengampun, kami juga mohon ampun atas segala dosa dan kesalahan kami, agar kami semakin layak menjadi hamba-Mu dalam memberitakan kabar sukacita di tengah-tengah dunia ini. Terima kasih ya Bapa! Di dalam Kristus, kami berdoa! 


Anugerah dari Tuhan kita Yesus Kristus, kasih setia Allah Bapa, dan persekutuan Roh Kudus, itulah yang menyertai kamu sekalian. Amin. 



Pdt. Ondy Axidho S. Siagian, S.Th- Staf Kantor BALITBANG HKBP


Pustaka Digital