Renungan Harian HKBP | 30 Maret 2024
“Hidup oleh Firman Tuhan”
Salam sejahtera bagi saudara sekalian di mana pun berada saat ini. Mari kita persiapkan hati dan pikiran kita untuk mendengarkan Firman Tuhan.
Doa Pembuka: Kita berdoa! Bapa di Surga, Kami bersyukur dan berterimakasih kepada-Mu atas Kasih dan Penyertaan-Mu dalam kehidupan kami hingga saat ini. Sebentar kami akan mendengarkan FirmanMu, tuntunlah kami untuk memahami dan melakukan Firman-Mu dalam kehidupan kami. Hanya di dalam nama Yesus Kristus kami berdoa. Amin.
Bapak, Ibu, saudara sekalian yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus…
Firman Tuhan hari ini, Sabtu, 30 Maret 2024 tertulis dalam Ulangan 8:3 ”Jadi, Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kau kenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.
Jemaat yang dikasihi Kristus…..
Peristiwa keluarnya umat Israel dari tanah perbudakan Mesir merupakan karya maha agung Allah untuk menyelamatkan umat-Nya. Allah menuntun umat-Nya keluar dari Mesir menuju tanah perjanjian, yaitu Kanaan, tanah yang subur dan makmur penuh dengan madu dan susu, dipimpin oleh Musa. Sebagai pemimpin yang mengemban tanggung jawab besar, Musa pun mengingatkan umat Israel bahwa perjalanan tersebut tidaklah mudah sebab melewati padang gurun yang luas. Banyak peristiwa yang mereka alami selama dalam perjalanan, suka dan duka, lapar dan haus bahkan menghadapi berbagai marabahaya.
Akan tetapi, Allah tidak pernah meninggalkan mereka, Allah selalu menyertai umat-Nya, sebagaimana dikatakan dalam Keluaran 13:21: ”Tuhan berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam”. Allah bukan hanya menyertai tapi juga mencukupkan segala kebutuhan hidup mereka sepanjang perjalanan selama 40 tahun tersebut. Salah satunya adalah Allah mendatangkan Manna, yaitu roti yang diberikan Tuhan menjadi makanan mereka selama 40 tahun lamanya sampai mereka tiba di Kanaan (Keluaran 16:35). Setiap embun turun, maka turun juga manna pada saat itu. Bukannya bersyukur, malah umat Israel bersungut-sungut. Mereka lupa bahwa manna tersebut adalah anugerah Tuhan.
Maka Tuhan merendahkan hati mereka membiarkan mereka lapar dan memberi makan Manna. Jadi, manna bukan sebatas membuat kenyang bagi yang lapar, tetapi sekaligus membuat mereka mengerti bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan Tuhan. Artinya: Mereka ketergantungan penuh pada Tuhan. Di sinilah Musa mengajak bangsanya untuk melihat bahwa di balik pengembaraan yang panjang tersebut, Tuhan punya maksud dan tujuan yakni untuk merendahkan hati dan menguji mereka tetap berpegang kepada perintah Tuhan atau tidak.
Jemaat yang dikasihi Kristus…
Secara alami, manusia pasti merasakan lapar dan haus. Sebab tubuh manusia membutuhkan makanan dan minuman. Apabila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi maka timbul rasa lapar dan haus, dan rasa itu akan hilang kalau sudah makan dan minum. Menahan rasa lapar dan haus adalah suatu penderitaan; semakin lama ditahan, semakin dalam penderitaannya dan bisa mengakibatkan tubuh lemah, sakit, dan bahkan mati. Namun sebaliknya, bila makan dan minum secara berlebihan, juga dapat menimbulkan penyakit.
Hal ini merupakan kebutuhan jasmani manusia. Bagaimana dengan kebutuhan rohaninya? Yesus Kristus juga memakai istilah haus dan lapar: “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan” (Mat.5:6). Sebagaimana tubuh jasmani manusia membutuhkan makanan dan minuman, demikian juga kerohaniannya membutuhkan kebenaran Kristus: “Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah” (band. Mat.4:4). Jadi kebenaran yang dimaksud oleh Yesus adalah Firman Allah. Lebih dalam lagi, Tuhan Yesus berkata: “Akulah roti hidup yang turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.” (Yoh.6:51). Perkataan Tuhan Yesus ini merujuk pada kematian-Nya di kayu salib, yang akan menjadi korban pendamaian dosa manusia. Itulah yang kita rayakan setiap Peringatan Hari Kematian Yesus Kristus (Jumat Agung).
Hidup di dalam Kristus adalah hidup di dalam kebenaran, yang sudah terhubung dengan Kerajaan Allah. Jadi, perkara makanan roti tidak sekadar untuk kelangsungan hidup (dalam arti tubuh), tetapi melakukan kebenaran sesuai dengan teladan Kristus.
Oleh karena itu, marilah kita setia kepada Tuhan Yesus, dan merendahkan diri di hadapan-Nya, dan jadikanlah Firman Tuhan sebagai Sumber kehidupan dan Keselamatan. Amin.
Doa Penutup: Mari kita berdoa! Terima kasih Tuhan atas Firman-Mu yang menyapa kami saat ini untuk selalu bersyukur atas berkat yang engkau limpahkan dalam kehidupan kami. Ajarilah kami untuk selalu merendahkan hati kami dan tetap rindu dan haus akan FirmanMu sebagai penuntun dan terang dalam kehidupan kami. Ya Allah Bapa kami, berilah kami hati yang taat dan setia untuk melakukan kehendak-Mu sehingga Nama-Mu dimuliakan dalam setiap kehidupan kami. Dengarlah Doa kami ini Hanya didalam Nama Tuhan Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.
Anugerah Tuhan kita Yesus Kristus. Kasih setia dari Allah Bapa dan Persekutuan Roh Kudus, kiranya menyertai kita sekalian hari ini dan selamanya. Amin.
Bvr. Sulastri Sitompul- Kantor Biro Zending HKBP