Renungan Harian HKBP | 8 Mei 2023

Doa Pembuka: Kita berdoa! Bapa kami yang di sorga, kami bersyukur untuk hari baru yang Kau anugerahkan kepada kami hari ini. Biarlah damai dan sukacita yang daripadaMu memenuhi hati kami dalam melakukan aktivitas kami sepanjang satu hari ini. Sekarang Tuhan kami mau mendengarkan FirmanMu, berkatilah hati dan pikiran kami agar kami dapat memahaminya dan melakukannya di dalam hidup kami. Di dalam Kristus kami berdoa. Amin.

Syalom, Selamat pagi Bapak/Ibu serta Saudara/i yang dikasihi Tuhan di manapun berada. Sebelum kita memulai aktivitas kita pada hari ini, marilah kita sejenak mendengarkan Firman Tuhan yang akan menuntun kita melalui satu hari ini, yang tertulis di Yohanes 5:17, beginilah Firman Tuhan: “Tetapi Ia berkata kepada mereka: “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga.”

Jemaat yang terkasih di dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, hari Sabat atau yang biasa kita sebut sebagai hari Minggu, sering sekali diartikan sebagai hari peristirahatan Allah. Pengertian tersebut tidak jarang memberikan pemahaman bahwa semua orang percaya tidak boleh bekerja pada hari Minggu, sama seperti Allah Bapa yang juga beristirahat pada hari tersebut. Hal ini didasarkan pada Firman Allah yang tertulis dalam Keluaran 20:11 yang berbunyi: “Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.”

Sekian lamanya Firman tersebut salah diartikan oleh para orang Yahudi, hingga pada akhirnya mereka mendapati Yesus menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat. Pada ayat yang pertama hingga ayat kesembilan diceritakan bahwa Yesus baru saja menyembuhkan orang yang sudah menderita sakit selama 38 tahun dan sangat mengharapkan kesembuhan dari air di sebuah kolam di Yerusalem. Kolam itu bernama Betesda dan dipercayai bisa memberikan kesembuhan bagi siapa saja yang masuk ke dalamnya ketika airnya bergoncang. Akan tetapi, karena begitu parahnya sakit yang ia alami, orang sakit itu tidak mampu masuk dengan segera ke dalam kolam tersebut. Hanya dengan Firman-Nya, Yesus berhasil menyembuhkan orang itu dan membuatnya bisa kembali berjalan seperti orang normal. Mukzijat yang dilakukan oleh Tuhan Yesus itu tersiar hingga ke telinga orang-orang Yahudi pada masa itu. Orang-orang Yahudi menilai mukjizat yang dilakukan Tuhan Yesus merupakan sebuah bentuk pelanggaran terhadap hari Sabat dan mereka berusaha menganiaya Tuhan Yesus atas apa yang telah dilakukan-Nya itu.

Untuk merespon orang-orang Yahudi itu, Tuhan Yesus pun mengatakan apa yang tertulis dalam ayat harian kita hari ini, “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga.” Melalui perkataan-Nya ini, Yesus hendak menekankan bahwa sebenarnya Allah tidak berhenti bekerja pada hari Sabat. Allah hanya beristirahat setelah Ia selesai mengerjakan pekerjaan-Nya pada enam hari penciptaan itu. Lain dari itu, Allah masih terus bekerja hingga pada saat ini. Allah bekerja baik pada hari biasa maupun pada hari Sabat untuk terus memelihara dan mengatur apa yang telah Ia ciptakan dengan baik. Allah bekerja untuk menyelaraskan ritme kehidupan manusia dan alam ciptaan-Nya demi kemuliaan Nama-Nya. Oleh karena itu, meskipun kita ditentukan untuk beristirahat pada hari Sabat, namun kita tidak dilarang untuk melakukan hal-hal yang bertujuan demi kemuliaan Nama Tuhan, seperti orang sakit tadi yang disembuhkan oleh Tuhan Yesus.

Jemaat yang dikasihi Tuhan, sama seperti Allah Bapa dan Anak-Nya Tuhan Yesus Kristus yang terus bekerja hingga sekarang, marilah kita sebagai anak-anak Tuhan turut serta bekerja bersama dengan Tuhan untuk mewujudkan kemuliaan Nama Allah di dunia ini. Mari kita bekerja sebagai rekan kerja Allah dalam mengatur dan menyelaraskan kehidupan seluruh ciptaan-Nya di dunia ini. Marilah kita bekerja untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik di dunia ini. Bagaimana caranya? Dengan melakukan seluruh pekerjaan kita masing-masing sesuai dengan kehendak Tuhan. Seluruh pekerjaan yang dianggap baik oleh Tuhan, apabila dikerjakan dengan tulus dan sungguh-sungguh, pasti membawa kebaikan bagi diri kita sendiri, bagi orang di sekitar kita, terlebih bagi kemuliaan Nama Tuhan. Kiranya Tuhan, Sang Pemelihara Kehidupan senantiasa memberkati kita. Amin.

Doa Penutup: Kita bersatu di dalam doa! Ya Allah Bapa kami, kami bersyukur atas berkatMu yang senantiasa menyertai kehidupan kami hingga pada hari ini. Terima kasih Tuhan, karena Engkau juga menganugerahkan kami pekerjaan yang bisa kami gunakan untuk memenuhi kebutuhan kami setiap hari. Ajar kami ya Tuhan, untuk dapat menjadi saluran berkatMu dan juga memuliakan NamaMu melalui pekerjaan kami masing-masing. Berkati juga seluruh usaha baik yang dilakukan saudara/i kami untuk dapat memperoleh pekerjaan, agar mereka juga dapat memperoleh sukacita melalui pekerjaan tangan mereka. Ya Bapa Yang Maha Baik, berkatilah kami sepanjang satu hari ini agar terjauh dari dosa dan mara bahaya. Biarlah kiranya NamaMu semakin dimuliakan melalui pekerjaan dan pelayanan kami sepanjang satu hari ini. Kami juga mohon ampun atas segala dosa kami, agar semakin layak kami disebut sebagai anak-anakMu yang kudus. Di dalam Kristus Yesus, kami berdoa dan berserah. Amin.

Cal. Pdt. Ondy Axidho S. Siagian, S.Th - LPP 3 di BALITBANG HKBP