Pariwisata dan Integrated Farming System


Senin (22/3/2021) telah diadakan diskusi bersama antara HKBP yang diselenggarakan oleh Biro Pembinaan dan Distrik VII Samosir bersama dengan tim dari TCI. Diskusi ini dibuka oleh Kepala Biro Pembinaan, Pdt. Dr. Enig Aritonang dan ibu Shella (tim TCI) sebagai moderator. Turut hadir dalam diskusi hari ini Kepala Departemen Diakonia, Pdt. Debora P. Sinaga, M.Th., dan Praeses Distrik VII Samosir, Pdt. Rein J. Gultom. Diskusi diselenggarakan secara virtual dengan diikuti oleh beberapa perwakilan dari HKBP dan tim TCI.



Diskusi ini membahas tentang penerapan integrated farming system di Samosir. Integrated farming system memiliki arti terjadinya integrasi (pembauran) antara pertanian, perikanan, dan peternakan. Dengan kata lain dalam satu kawasan atau wilayah sudah tercakup di dalamnya pertanian, perikanan, dan peternakan yang baik. Diskusi ini merupakan respon dari HKBP mengenai rencana pemerintah yang ingin membangun Samosir menjadi daerah kawasan wisata Danau Toba. Dengan diadakannya sistem pertanian yang terintegrasi ini diharapkan selain menambah daya tarik Samosir sebagai daerah wisata bagi wisatawan luar maupun dalam negeri, mampu menambah stok pangan di Samosir.


Dari diskusi ini dihasilkan rencana-rencana yang akan diwujudnyatakan oleh HKBP dan TCI yaitu akan diadakannya pembinaan terhadap warga Samosir dan warga HKBP di Distrik kawasan wisata Danau Toba. Pembinaan ini berguna untuk meningkatkan Spiritualitas dan wawasan Petani.  Selain itu, pembinaan ini bertujuan untuk menambah keterampilan warga tentang integrated farming system dan menerapkannya supaya sistem pertanian di Samosir dapat berkembang menuju sistem pertanian yang modern. Usaha ini juga diharapkan mampu meningkatkan perekonomian para petani di daerah Samosir. Dalam pembinaan ini juga akan dibahas tentang pemasaran produk-produk yang dihasilkan oleh para warga HKBP, sehingga mereka tidak perlu merasa khawatir tentang itu dan akan dibangun daerah pasar khusus oleh HKBP Distrik VII Samosir untuk pemasaran produk mereka tersebut. 



Kerja sama antara HKBP dan TCI juga akan menghasilkan satu produk nyata yaitu anggur (wine) yang dipergunakan secara khusus untuk anggur perjamuan kudus. Salah satu perwakilan dari tim TCI menyatakan bahwa mereka sudah mampu menghasilkan 10 ton anggur untuk kemudian diproses menjadi anggur perjamuan. Diharapkan kerja sama antara HKBP dan TCI dalam jangka panjang mampu membangun winery sehingga HKBP mampu menghasilkan anggur perjamuannya sendiri untuk dipakai dalam kegiatan gereja maupun menambah nilai pariwisata di Samosir dan wilayah lainnya.


Kegiatan pemberdayaan perdana kerjasama akan diselenggarakan pada tanggal 12-30 April 2020 dengan local hostDistrik VII Samosir. Mari kita dukung dan doakan kegiatan tersebut agar terselenggara dengan baik dan mampu meningkatkan kinerja dan hasil nyata dari pada para petani di daerah Samosir dan Distrik Kawasan Danau Toba. (LTN)