Renungan Harian HKBP | 2 November 2023

Selamat pagi untuk kita semua umat yang dikasihi oleh Yesus Kristus. Shalom. Semoga kita semua selalu dalam kondisi yang prima. Hari ini, Kamis, 02 November 2023, kita kembali berjumpa dalam Renungan Harian dari Departemen Marturia HKBP. Bersama kita akan merenungkan FirmanNya yang hari ini diambil dari Matius 7:8. Sebelum kita mulai merenungkan bacaan ini, Saya mengundang kita untuk terlebih dahulu mengambil saat hening sejenak.


Saat Teduh 


Doa Pembuka: Kepada Bapa Yang Maha Adil, kami bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk berkarya di tengah dunia ini. Kami bersyukur kalau Engkau masih memberi kami nafas kehidupan di hari yang baru ini. Sebentar kami akan merenungkan sebagian dari firmanMu. Anugerahkanlah kepada kami hikmatMu agar kami bisa mengerti apa yang hendak Engkau sampaikan. Terlebih, kami mampu mengimplementasikannya dalam kehidupan kami sesehari. Di dalam Kristus Yesus, PutraMu yang tunggal, kami berdoa. Amin. 


Pembacaan Nats: Matius 7: 8

“Sebab, setiap orang yang meminta, menerima; yang mencari, mendapat; yang mengetuk, baginya pintu dibukakan.”


Topik: “Mintalah Maka Kamu Akan Menerima”


Secara umum kita mungkin sudah mengetahui bahwa doa merupakan cara paling relevan untuk berkomunikasi dengan Allah. Di berbagai kesempatan dalam Alkitab juga diceritakan betapa krusialnya doa bagi umat Allah. Masih berbasis kisah dalam Alkitab, lewat doa biasanya kita jadi mengetahui banyak hal, mulai dari permasalahan yang sedang dihadapi oleh pendoa, hingga kualitas relasi si pendoa dengan Allah dan orang di sekitarnya. 

Perkara mengenai doa memang akan selalu menarik untuk diperbincangkan dalam kehidupan orang percaya, bukan hanya yang hidup di era ketika Alkitab sedang ditulis, namun juga untuk kita hari ini. Perbincangan tentang doa ini menjadi semakin menarik ketika secara spesifik kita membicarakan “formulasi” doa yang dianggap lebih didengar oleh Allah. 

Pada kesempatan kali ini, kita akan bersama mencari tahu bagaimana sebaiknya doa dipanjatkan dengan melihat lebih dekat bagaimana penggalan khotbah Yesus di bukit yang tertulis dalam Matius 7:8.

Seperti yang sempat disinggung sebelumnya, bacaan yang menjadi dasar renungan hari ini merupakan penggalan dari khotbah Yesus di bukit. Bila kita mundur ke beberapa ayat sebelumnya, Yesus tidak hanya menyinggung soal berdoa tetapi juga soal menghakimi, kekhawatiran, berpuasa, menghakimi, dll. Dan bisa kita duga, banyak dari bagian-bagian tersebut berisi tentang contoh-contoh praktis yang bisa ditempuh ketika bersinggungan dengan hal-hal tersebut. 

Fakta bahwa urusan tentang pengabulan dibahas oleh Yesus dalam khotbahNya sebenarnya mengindikasikan bahwa kegelisahan tentang dikabulkan atau tidak dikabulkannya doa merupakan salah satu topik hangat yang diperbincangkan umat ketika itu. Pergumulan umat saat itulah yang coba dijawab oleh Yesus melalui perikop ini. 

Terdapat beberapa hal yang bisa kita petik dari bacaan hari ini. Pertama, penting bagi kita sebagai umat percaya untuk memastikan bahwa kita sudah tahu dengan persis apa yang sedang kita mohonkan pada Tuhan. Mengapa demikian? Karena memang hanya orang yang sudah dewasa secara iman yang mengetahui dengan betul apa yang dia butuhkan. Sehingga, meski meminta pada Tuhan sangat terkesan mudah, tidak ada citra atau gestur seakan “menggampangkan” yang dipertunjukkan dalam doa. 

Kedua, kedekatan dengan Tuhan sangat krusial dalam menentukan apakah doanya akan dikabulkan atau tidak. Hal ini terlihat dari perumpamaan yang digunakan oleh Yesus dalam lanjutan perikop ini. Yesus menggunakan relasih ayah-anak sebagai contoh untuk mengatakan bahwa Allah, sebagai Ayah, mengetahui apa yang baik untuk anak-anakNya yang dalam kasus ini digambarkan sebagai kita, umat percaya. Sebaiknya, bila merasa belum terlalu dekat dengan Dia, maka kita perlu melayakkan diri terlebih dahulu. 

Ketiga, sebagai pendoa dan pemohon, kita perlu mengingat bahwa ketika kita meyakini bahwa Allah tahu apa yang terbaik untuk kita, maka pada keyakinan itu juga harus ditambahkan bahwa Allah tahu kapan harus menjawab dan mengabulkan doa kita. 

Pergumulan tentang apakah Tuhan akan mengabulkan doa kita, sekali lagi, bukanlah pergumulan yang baru ada hari ini. Hal ini sudah ada jauh sejak sebelum kekristenan secara organisasi lahir. Perikop hari ini adalah salah satu buktinya. Bacaan hari ini jelas mengingatkan kita bahwa hanya melalui relasi yang intim dengan Allah saja doa kita bisa dikabulkan. Tentu mencapai titik ini bukanlah perkara yang mudah. Ada sederet tanggung jawab yang mesti kita emban. Namun, sekali lagi, ketika kita sudah memiliki relasi yang baik dan sehat dengan Allah, maka semuanya sungguh akan diberi dan disediakan. Namun, perlu diingat bahwa mereka yang sudah dekat dengan Allah tidak akan dengan sembrono meminta hal remeh padaNya melalui doa karena mereka sudah sadar bahwa doa bukanlah semata alat transaksi dengan Allah. Melainkan nafas kehidupan bagi orang percaya.  

Sebagai penutup, tantangan hari ini memang memaksa kita untuk terus reaktif dan bergerak dengan cepat. Sayangnya, pola yang sama ini tidak selalu bisa kita terapkan ketika berdoa kepada Allah. Karena Tuhan tahu apa yang terbaik, maka hal ini artinya juga mencakup tentang waktu yang tepat utuk Dia mengabulkan doa kita. Kiranya Tuhan Sang Pemberi memampukan kita menjadi pendoa yang baik dan secara iman dewasa. Amin. 


Doa Penutup: Allah yang kami kenal dalam Yesus Kristus, kami bersyukur karena telah diingatkan untuk menjadi pendoa yang baik dan juga dewasa melalui bacaan hari ini. Ajarlah kami memahami bahwa doa bukan semata sarana kami untuk meminta segalanya padaMu melainkan sebagai cara kami mendekatkan diri dan mengenal Engkau lebih baik lagi. Ajarlah kami juga untuk terus bertekun dalam doa sembari menantikan jawaban dari Engkau atas berbagai pergumulan hidup yang saat ini sedang kami hadapi. Kami tahu, Engkau tidak pernah memalingkan wajahMu dari mereka yang terus memohon kemurahan hatiMu. Demi Kristus, kami berdoa. Amin.


Anugerah dari Tuhan kita Yesus Kristus, Kasih setia dari Allah Bapa, serta Persekutuan dari Roh Kudus, kiranya menyertai kita. Amin.

Cal. Pdt. Mikhael Sihotang, M.A - Melayani di Kantor Ephorus HKBP


Pustaka Digital