Renungan Harian HKBP | 30 Oktober 2023

Salam Sejahtera buat Bapak, Ibu, Saudara-saudariku yang terkasih di dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Kiranya kasih Tuhan selalu memberi sukacita buat kita semua agar kita mampu menjalani hidup dengan penuh semangat dan dengan kekuatan yang dari padaNya. Dalam keadaan baigaimanapun hidup kita hari ini, tetaplah berharap kepada Tuhan agar Dia selalu memberi kita keselamatan. Kita kembali akan mendengarkan FirmanNya, sebagai pedoman hidup kita hari ini, namun sebelumnya kita saat teduh sejenak.

Doa Pembuka: Kami layak mengucap syukur dan menghaturkan rasa terima kasih yang setinggi-tingginya kepadaMu ya Allah kami yang Mahakasih. Tanpa kasih yang Engkau curahkan, kami tidak akan mampu menjalani hidup hingga hari ini, sebagai masa mempersiapkan diri untuk memasuki kebahagiaan kekal pada masa kedatanganMu kelak. Ajarlah kami untuk selalu memperbaiki diri dan iman kami selama hidup di dunia dan menjadi alatMu untuk mewartakan Firman dan Berita KeselamatanMu, agar semakin banyak orang yang percaya kepadaMu. Tuntunlah kami dengan RohMu, dimana ketika kami mendengarMu hari ini, kami mampu mengerti dan memahami serta melakukan apa yang Engkau kehendaki. Di dalam Nama AnakMu Tuhan Yesus Kristus kami berdoa dan mengucap syukur. Amin.

Bapak, Ibu, Saudara-saudariku yang terkasih di dalam Tuhan kita Yesus Kristus! Renungan kita hari ini, Senin 30 Oktober 2023, tertulis dalam kitab 1 Tawarikh 4 : 10. Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!" Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.


Judul: Bertekun dalam doa


Bapak, Ibu, Saudara-saudariku yang terkasih di dalam Tuhan kita Yesus Kristus! Penderitaan atau rasa sakit tidak selalu berujung kepada kebinasaan, tetapi penderitaan atau rasa sakit yang dijalani dengan ketekunan dan keteguhan hati, pasti akan berbuah kebaikan dan kebahagiaan. Inilah yang akan kita lihat dan kita teladani dari seorang Yabes lewat renungan hari ini. Yabes seorang yang dilahirkan di dalam penderitaan dan kesakitan oleh ibunya, berbeda dengan saudara-saudaranya, tetapi dia beroleh pengasihan dari Allah untuk menerima limpahan berkat dan kebaikan. Yabes sendiri berarti kesakitan atau penyebab rasa sakit, namun dia lebih dimuliakan dari saudara-saudaranya. Yabes lebih dimuliakan dari pada saudara-saudaranya; nama Yabes itu diberi ibunya kepadanya sebab katanya: "Aku telah melahirkan dia dengan kesakitan." (1 Tawarikh 4 : 9). Yabes dikenal oleh karena ketekunannya dan kepercayaannya kepada Allah. Ketekunan dan kesungguhannya menyampaikan doa kepada Allah. Dia menjadi tokoh yang dicatat dalam Alkitab, meskipun sekilas, karena ketekunannya dan ketulusannya tersebut. Allah menjawab serta mengabulkan doa-doanya. Dan kemudian, renungan kita hari ini menjadi doa yang populer dari Yabes. Lalu apa yang mau kita lihat dari renungan ini?

Bapak, Ibu, Saudara-saudariku yang terkasih di dalam Tuhan kita Yesus Kristus! Penderitaan atau rasa sakit tidak akan pernah terlepas dalam kehidupan kita di dunia ini. Semakin kita dekat kepada Tuhan disitu pula kita dituntut untuk semakin siap dan kuat serta bertekun dalam menjalani penderitaan atau rasa sakit. Kedekatan kita kepada Tuhan membuat kita hidup bukan atas kemauan kita, namun harus berjalan menurut kehendak Allah. Artinya, setiap waktu kita harus mampu mengabaikan keinginan atau kehendak kita, demi terwujudnya kehendak Allah dalam hidup kita. Tentu ini dapat membuat kita menderita bahkan mengalami rasa sakit karena keinginan atau kehendak kita cenderung berbanding lurus dengan hal-hal yang berkaitan dengan dunia, sedangkan kehendak Allah berbanding lurus dengan kehidupan sorgawi. Hal ini dapat kita pahami betul, sebagaimana Yesus mengingatkan murid-muridNya tetang hal mengikut Dia, harus siap menyangkal diri dan memikul salib. Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. (Matius  16 : 24). Ini juga sekaligus menjawab sebuah pertanyaan yang sering dilontarkan oleh jemaat pengikut Tuhan, kenapa semakin mendekat kepada Tuhan seolah penderitaan itu semakin menerpa? Ya, memang, orang-orang yang mendekatkan diri kepada Tuhan akan mengalami banyak penderitaan di tengah-tengah dunia ini. Kenapa? Sekali lagi, Karena sifat dunia sangat berbeda bahkan bertolak belakang dengan Kerajaan Allah. Keinginan dunia berseberangan dengan kehendak Allah. Bukankah Paulus telah mengingatkan: “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” (Roma  12 : 2).


Bapak, Ibu, Saudara-saudariku yang terkasih di dalam Tuhan kita Yesus Kristus! Penderitaan dan rasa sakit, merupakan jalan bagi orang-orang percaya untuk semakin menyandarkan hidupnya kepada Allah. Allah memberikan kesempatan bagi setiap orang percaya untuk memikul beban dalam rangka mendewasakan imannya. Ini tergambar pula dalam misi Allah ke dunia yang turun melalui AnakNya Tuhan Yesus Kristus, bahwa menuju jalan keselamatan adalah tekun dalam penderitaan. Lihatlah jalan salib, via dolorosa yang ditempuh Yesus, yang berujung kepada kemuliaan dan kemenangan. Dari sini kita dapat belajar bahwa Tuhan dengan kasihNya juga menghajar orang-orang yang dikasihinya, ya,  karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." (Ibrani 12 : 6). Oleh karena itu, sebagai orang percaya kita harus sabar dalam segala kesesakan ataupun penderitaan serta bertekun dalam doa, setia mengikuti jalanNya hingga sampai akhir. Paulus juga mengatakan, Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! (Roma 12 : 12). Doa adalah kekuatan kita. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. (Yakobus 5 : 16). Yabes dalam nas kita hari ini, karena ketekunannya ia telah memperoleh pengasihan dari Tuhan sehingga Tuhan mengabulkan doa-doanya. Yesus juga telah memperoleh kemuliaanNya karena ketekunanNya di kayu salib serta doa penyerahanNya kepada Allah. Sebagai orang percaya, tetaplah setia kepada Allah, lakukanlah kehendakNya dan tekunlah dalam doa. Ketika penderitaan dan rasa sakit harus kita tanggung, hingga menuju hariNya tiba, hari yang dijanjikan menuju penghakiman kelak, marilah kita semakin menguatkan iman percaya kita. Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur. (Kolose 4 : 2). Amin.

Doa Penutup: Terima kasih atas FirmanMu yang mengajar kami untuk tetap bertekun di tengah penderitaan dan rasa sakit yang mungkin menerpa hidup kami. Hanya denganMulah kami kuat dan mampu bertahan oleh ketekunan kami berdoa kepadaMu, sebagaimana Yabes kemudian memperoleh kemurahan, karena ketekunannya bertahan dalam rasa sakit dan penderitaan dengan menaikkan doa-doanya hanya kepadaMu. Yesus juga telah menjadi simbol kemenangan bagi kami karena ketekunannya memikul salib. Dialah teladan kami yang sejati, yang telah Engkau pilih, agar kami juga mendapat keselamatan dan kemuliaan dengan percaya kepadaNya. Kasihanilah kami ya Tuhan, mampukan kami untuk melakukan kehendakMu, hanya di dalam Nama AnakMu Tuhan Yesus Kristus. Amin. 

Anugerah Tuhan Yesus Kristus, kasih setia Allah Bapa dan persekutuan Roh Kudus, kiranya menyertai kita sekalian. Amin.

(St. Menerwatsen Panggabean-Pegawai Biro Ibadah Musik HKBP)


Pustaka Digital