Renungan Harian HKBP | 7 November 2023

Doa Pembuka: Allah Bapa Kami yang berada di kerajaan Surga, kami sungguh berterima kasih kepada-Mu karena begitu besar kasih-Mu yang dapat kami rasakan di dalam kehidupan kami saat ini. Ya Allah, sebentar lagi kami akan mendengar Firman-Mu, berkatilah hati dan pikiran kami, agar kami bisa mengerti Firman-Mu serta melakukannya di dalam kehidupan kami. Terima kasih Tuhan, di dalam nama Anak-Mu Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa dan mengucap syukur.Amin.


Nas Renungan: Yehezkiel 39:7 ”Dan Aku akan menyatakan nama-Ku yang kudus di tengah-tengah umat-Ku dan Aku tidak lagi membiarkan nama-Ku yang kudus dinajiskan, sehingga bangsa-bangsa akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, Yang Mahakudus di Israel.”

 

Tuhan Allah adalah Allah Yang Kudus

Saudara-saudari di dalam Tuhan Yesus Kristus, di tengah dunia yang begitu modern ini, gampang, dan mudah di akses, kita merasa sebagai manusia tidak membutuhkan Dia. Dalam genggaman, kita bisa mengakses segalanya yang ada di muka bumi ini dengan tangan kita. Otoritas kita sebagai manusia itu sangat mutlak karena kita diberikan akal-sehat yang kita sendiri diberikan kebebasan untuk memilih. Hal inilah yang membuat kita tidak merasakan yang lain yang bukan manusia itu sendiri. Tidak ada otoritas yang lebih besar dari manusia selain manusia itu sendiri. Karena manusia sekarang sudah terlena dengan kecanggian teknologi yang merasa diri mereka tidak membutuhkan suatu entitas yang lebih besar dari manusia. Sudah ribuan tahun lamanya manusia berjalan dibawah kakinya sendiri, maka banyak sekali malapetaka yang muncul di dalam dunia kita saat ini, seperti peperangan yang didasarkan oleh kebencian, kemudian kerusakan lingkungan yang saat ini menjadi persoalan bersama yang dibuat oleh manusia itu sendiri, dan masih banyak lagi.

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus, mengingatkan kita bahwa kita tidak boleh melupakan Allah sebagai entitas yang lebih besar dari kita manusia. Surat Yehezkiel ini ditulis ketika bangsa Israel di masa Pembuangan. Banyak sekali kejahatan-kejahatan yang diterima oleh umat Allah ketika di masa pembuangan. Mereka yang tidak mempercayai Allah melakukan tindakan-tindakan yang melukai hati Allah. Mereka bahkan menajiskan segala hal yang berkaitan dengan Allah. Dalam bahasa Ibrani, kata ’najis’ merujuk kepada hal yang melukai hati Allah yang merendahkan Allah itu sendiri. Hal ini dapat terjadi karena manusia itu sendiri yang melakukan penindasan yang begitu hebat kepada umat pilihan Allah. Mereka hanya mempercayai ilah-ilah lain, sehingga penindasan itu selalu dilakukan kepada umat pilihan Allah. Maka dari itu, Nabi Yehezkiel mengingatkan kepada mereka bahwa Allah Israel adalah Allah yang Sangat Mulia dan tidak tercemar. Allah yang memberikan kehidupan bagi umat manusia dan Allah yang Kudus! Kudus disini ialah penakanan bahwa Allah Israel adalah Allah yang menekankan KekudusanNya dan tidak boleh dicemari oleh siapa pun. Kekudusan Allah adalah hal yang mutlak dan sebagai entitas Pencipta Ia pun tetap tidak bercela.

Akan tetapi, Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus, kita bisa merasakan bahwa manusia pada saat ini tidak memperdulikan Allah lagi sebagai pemelihara hidup kita. Seperti yang dijelaskan, kita menjadi egois dan menganggap diri kita sebagai sumber kehidupan kita, akan tetapi melalui firman ini kita diingatkan bahwa Allah lah Sang Pemelihara Hidup kita yang Kudus itu. Banyak sekali manusia serakah, menghancurkan temannya dengan berbagai hal, dan tidak puas di dalam kehidupannya. Hal inilah yang tidak disukai oleh Allah. Allah sangat membenci orang-orang yang mau menajiskan dirinya atau menganggap dirinya tidak penting lagi. Akan tetapi, Allah mau menekankan bahwa Dia lah Awal dari SegalaNya, maka kita sebagai ciptaanNya harus menunjukkan relasi yang baik dengannya. Kita tidak boleh hidup lagi dengan dosa, karena Allah sangat menenkankan kekudusan itu sendiri. Dan kita tidak boleh melupakan Dia, jangan menganggap diri kita lebih hebat karena kuat dan gagah kita dalam kehidupan ini. Melainkan dengan penuh kerendahan hati, kita memunculkan sesuatu hal yang baik yaitu, hidup kudus dan memancarkan Kasih Allah ditengah-tengah dunia saat ini. Marilah menjadi saksi-saksi Kristus yang memancarkan perilaku yang baik dan kudus, sehingga nama Allah dapat dipermuliakan di dalam kehidupan kita.

Doa Penutup: Ya Allah Bapa yang bertahta di dalam kerajaan Surga, terima kasih Tuhan atas firman Mu yang Engkau berikan kepada kami, kiranya kami dikuatkan menjadi seorang yang mau membantu orang lain di dalam kehidupan kami sehari-hari, dan kami dikuatkan untuk menjalaninya di dalam kehidupan kami. Kami sadar Tuhan bahwa Engkau pun sebagai gembala sangat menyayangi domba-dombanya yaitu kami. Kiranya Engkau selalu memberikan damai sejahtera kepada kami dalam kehidupan kami sehari-hari. Terima kasih Tuhan, di dalam nama anakMu Tuhan Yesus Kristus. Amin.

C.Pdt. Philip Timoteus Nainggolan, S.Si (Teol)- Melayani di Kantor Departemen Marturia HKBP

 


Pustaka Digital