BAGAIMANA HIDUP BERHARAP DAN BERIMAN?


Mentawai (15/6), Kepala Departemen Marturia dan Kepala Departemen Diakonia HKBP mengikuti kegiatan tahun diakonia HKBP distrik I Tapanuli bagian selatan sumatera barat di pulau Menatawai selama empat hari. Perjalanan ini dimulai pada hari kamis pada pukul 19.10 wib rombongan berangkat menuju kepulauan Mentawai, perjalanan yang kurang lebih ditempuh selama 11 jam dari Teluk Bayur menuju Kepulauan Mentwai tepatnya di Kecamatan Sipora. Rombongan tiba di pelabuhan Sipora pada pukul 06.10 wib, pada saat ketibaan di pelabuhan Sipora, jemaat HKBP Padang dan jemaat Mentawai menyambut hangat kedatangan rombongan dari kantor pusat, kantor distrik I Tabagsel Sumbar dan dari HKBP Padang. Kegaitan hari ini (14/6), audiensi kepada pemerintah kabupaten Mentawai dikantor bupati Mentawai. Pembicaraan di dalam audiensi bersama Bupati dan jajarannya membawa hasil yang positif. Bupati mendukung penuh pelayanan diakonia HKBP Distrik I Tabagsel Sumbar di Mentawai, secara khusus bemisi untuk mendidik warga Mantawai agar lebih maju lagi secara khusus jemaat Kristen. Adapun  kegiatan yang dilakuakan dalam 4 hari ini adalah pertemuan denga masyarakat Batak di kecamatan Sipora, Pengobatan gratis, ibadah kebaktian kebangunan rohani, penyerahan bantuan: peralatan sekolah, buku dan Alkitab serta buku bacaan, pelayana ibadah minggu tanggal 16 juni 2019 di beberapa Gereja Kristen Protestan Mentawai (GKPM).

Kegiatan pada hari sabtu, dibuka dengan pengobatan gratis yang dimulai dari pukul 08.00 wib bertempat di Gereja Kristen Protestan Mentawai Pogari. Seluruh jemaat berobat gratis yang dilayani oleh panitia tahun diakonia HKBP Distrik I Tabagsel Sumbar. Pengobatan berjalan dengan baik, hingga pada pukul 13.00 wib. Hujan tidak bisa dibendung pada saat sore menghampiri, seluruh rombongan berdiam di rumah salah satu penatua Pogari mempersiapkan kebaktian kebangunan rohani sewilayah Pogari. Ibadah KKR dilayani oleh Pdt. Horas Purba (Praeses HKBP distrik I Tabagsel Sumbar) melayani liturgi, Pdt. Dr. Anna Ch. Vera Pangaribuan (Kepala Departemen Marturia HKBP) menyampaikan firman Allah. pemain musik dan pemandu lagu dibawakan oleh pantia, ibadah berjalan dengan baik dan tentram. Suasana gerimis tidak mempengaruhi jemaat untuk bertahan di dalam gereja untuk mengikuti ibadah KKR mulai pukul 20.00 wib hingga 22.30 wib.


Dalam khotbah, ibu Pdt Dr. Anna Ch. Vera Pangaribuan menjelaskan ilustrasi dalam bentu video. Ilustrasi itu bercerita tentang pengorbanan seorang anak yang berusaha menolong pekerjaan ayahnya untuk menggeser arah rel kereta api yang akan lewat. Tenyata karena ayahnya tidak mendengar teriakan anaknya anaknya melakukan tugas itu dengan sendiri, tetapi anaknya itu jatuh kedalam lubang yang berada disampingnya. Ketka ayahnya melihat anaknya jatuh, padahal kereata api sudah dekat, dia lebih memilih untuk menyelamatkan orang-orang yang berada dalam kereta api dibanding menolong anaknya. Itulah pengorbanan seorang anak untuk keselamatan orang banyak. Pada mala mini kita akan mendengarkan Firman Tuhan dari Mazmur 43:1-5, menerangkan bahwa  beriman dan berharap hanya kepada Tuhan. Mengapa tema ini saya pilih? Betapa pentingnya beriman dan berharap, sebab hidup kita berjalan yang dipenuhi oleh liku-liku yang sering mengancam hidup kita.

Ditengah pergumulan pemazmur yang mempergumulkan imannya, mengapa engkau tertekan hai jiwaku? Hidup kita juga tidak lepas dari kegalauan, apa dan bagaimana kegalauan kita? Ketika galau menghampiri hidup kita, salah satunya menentukan cita-citapun kita masih galau. Saya mau tanya: siapa diantara kamu yang ingin menjadi pendeta? Tidak satu orang pun yang ingin menjadi pendeta. Begitu juga kehidupan yang sudah janda, baik yang sudah tua (lansia), banyak dihampiri rasa kawatir dan gelisah karena cemas dalam diri kita akan apa yang akan terjadi nanti. Intinya adalah kita tidak terlepas dari kegelisahan, namun kepada siapakah kita meluapkan kecemasan kita? Tentu hanya kepada Tuhan, pemazmur berharap dan berserah kepada Tuhan saja, sebab hanya Tuhan yang mampu menolong kita dari kegelisahan. Pada dasarnya, ada banyak manusia yang tidak sabar akan persoalan yang dihadapinya sehingga banyak yang menyerah dari antara kita dan tidak lagi berharap kepada Tuhan. Tetapi firman Allah pada hari ini mengingatkan kita akan pengharapan hanya kepada Tuhan saja. Pertanyaan yang mendasar bagi kita dimalam ini, apakah kita masih berharap kepada Tuhan sampai saat ini, meskipun  belum ada hasil atau dampak yang nyata saat ini.


Hidup kita semakin hari semakin banyak mengalami ancaman dan tantangan, tetapi keselamatan yang telah diberikan oleh Allah kepada kita melalui pribadi Yesus untuk menolong kita. Artinya adalah hidup kita lebih didominasi oleh anugerah Allah dibandingkan dengan ancaman dan tantangan hidup kita. Itulah sikap syukur kita kepada Tuhan melalui: iman yang dipelihara dari ucapan syukur dengan rencah hati dan menjauhi kegiatan yang tidak adil. Oleh karena itu, kita diutus di dalam dunia ini untuk hidup bersabar, setia dan bertahan dalam iman kita hanya kepada Kristus. Kedua adalah hidup bersyukur dengan kondisi apapun. Ketiaga adalah hidup jauh dari ketidakadilan agar menjadi terang dan garam. 

Seusai ibadah, rombongan panitia kembali ke penginapan masing-masing untuk beristirahat. Kepulangan rombongan dan jemaat GKPM Pogari dari gedung gereja masih dihantarkan oleh gerimis yang setia hingga rombongan tiba di penginapan masing-masing. Kiranya melalui pelayanan dua hari ini membawa semangat baru bagi jemaat GKPM Pogari dan masyarakat Mentawai. Kegiatan ini masih berlajut sampai esok hari, yaitu pelayanan ibadah minggu di beberapa gereja Kristen Protestan Mentawai. (JLS)












Pustaka Digital