Berkat Tuhan Kekal Selama-lamanya



Minggu, 27 Agustus 2023, Kepala Departemen Koinonia HKBP, Pdt. Dr. Deonal Sinaga melayankan khotbah Minggu ke-XII Setelah Trinitatis di HKBP Sinambela-Simanullang, Resort Bakara, Distrik III Humbang. Jemaat HKBP Sinambela-Simanullang ini merupakan salah satu jemaat yang sudah tua (lebih dari 117 tahun). Saat ini dipimpin oleh pendeta resort, Pdt. Tony Nainggolan, S.Th., dan dibantu Cal. Pdt. Immanuel Sitorus, S.Th., 19 orang sintua (4 orang di antaranya adalah sintua perempuan). Jumlah jemaatnya saat ini adalah 265 KK yang terdiri dari 994 jiwa. Anggota jemaat ini dibagi ke dalam 6 wijk. Warga jemaat HKBP Sinambela-Simanullang ini mayoritas adalah petani, sedangkan sebagian kecil lainnya berprofesi sebagai guru dan pedagang. Ada delapan kelompok Paduan Suara di gereja ini, yakni: Koor Ama Immanuel, Koor ama I, Koor Ina Rogate, Koor Ina Sabtu, Koor Ina Bethesda, Koor Ina Irene, Koor Remaja, Koor Naposobulung.


HKBP Sinambela-Simanullang ini merupakan jemaat induk bagi 5 jemaat filial lainnya, yakni HKBP Marbun, HKBP Simamora, HKBP Tipang, HKBP Holbung, dan HKBP Janji Raja. Warga jemaat ini masih berpegang teguh pada kearifan lokal dan adat istiadat Batak dan menjadi salah satu daya tarik wisata, selain karena Istana Raja Sisingamangaraja XII juga masih tetap dipelihara di desa ini. Saat ini jemaat HKBP Sinambela-Simanullang sedang berproses untuk membangun gedung gereja yang baru, yang dananya mencapai 4 Miliar rupiah yang ditargetkan rampung pada tahun 2025.




Dalam khotbahnya Pdt. Deonal Sinaga menekankan teks 2 Samuel 7:25-29, bahwa orang beriman memiliki visi yang besar dalam hidupnya. Dia yakin bahwa visi dan pengharapannya akan menjadi kenyataan. Sekali pun dia belum melihatnya, tetapi dia sepertinya sudah menggenggamnya. Cepat atau lambat apa yang dia impikan itu akan didapatkan. “Iman adalah dasar dari harapannya dan menjadi bukti dari apa yang belum dilihatnya” (Bnd. Ibr. 11: 1).


Salah seorang figur orang beriman teguh yang menjadi inspirasi sepanjang masa adalah Raja Daud. Sebenarnya, melihat latar belakang hidupnya, dia bukanlah siapa-siapa. Dia tidak datang dari keluarga bangsawan ataupun orang terpandang di tengah masyarakat. Dia hanyalah seorang gembala domba milik orang tuanya Isai. Tetapi sejak masa mudanya dia sudah belajar mengandalkan Tuhan dalam hidupnya. Dia tidak takut kepada siapa pun atau kepada apa pun yang ada di dunia ini. Dia hanya takut kepada Tuhan. Dia bergantung kepada Tuhan Allah saja. Dia mengadu kepada Tuhan dalam setiap kesulitan dan persoalan hidup yang dia hadapi. Karenanya, Tuhan sangat mengasihi dan memperhatikan dia. (DK-NXC)