Renungan Harian HKBP | 11 Agustus 2023


Shalom saudara yang terkasih. kita akan mendengarkan firman Tuhan, marilah kita menyiapkan hati dan pikiran kita dengan bersaat teduh sejenak. Mari kita berdoa!


Doa Pembuka:  Allah kami yang di sorga, kami bersyukur atas berkatMu di hari ini, atas kesempatan yang baru bagi kami untuk memperoleh berkatMu. Kuasailah hati dan pikiran kami dengan Roh Kudus, supaya kami mampu memahami FirmanMu. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin.

Firman Tuhan yang akan kita renungkan dari Kitab Amsal 22: 8, “Orang yang menabur kecurangan akan menuai bencana, dan tongkat amarahnya akan habis binasa.” Demikian bunyinya.


Bapak, ibu, saudara yang terkasih, menabur dan menuai adalah dua hal yang saling terkait. Jika seseorang menabur benih padi, tentu dia juga akan menuai padi. Dan hal ini tidak hanya terjadi dalam pertanian tetapi juga dalam kehidupan kita sehari-hari. Untuk mendapatkan hasil panen yang baik, seseorang akan mencari benih padi yang terbaik. Demikian juga dalam kehidupan kita, jika kita memperlakukan orang dengan baik tentu kita juga akan mendapatkan perlakuan yang baik. Tetapi jika kita berperilaku jahat terhadap orang lain kita juga akan menuai keburukan dari perbuatan kita.

Bapak, ibu, saudara yang terkasih, Firman Tuhan ini adalah pengingat bagi kita supaya kita benar-benar memikirkan tindakan atapun perkataan kita. Apa yang kita inginkan dari orang lain, marilah juga kita melakukannya kepada orang lain. Matius 7 : 12 berkata “segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka”.

Sebelum berbuat curang kepada orang lain, sebelum menindas orang lain, sebelum melakukan perbuatan-perbuatan yang mungkin akan melukai orang lain, marilah kita terlebih dulu memposisikan diri sebagai orang yang tertindas atau yang disakiti. Karena tidak satu pun orang ingin ditindas, tidak satu pun orang ingin mendapatkan ketidakadilan, untuk itu jangan perbuat hal demikian kepada orang lain jika kita tidak ingin diperlakukan demikian.

Bapak, ibu, saudara yang terkasih, dalam Galatia 6 : 7 berbunyi “jangan sesat! Allah tidak membiarkan dirinya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.” Kita harus bertanggung jawab atas apa yang kita perbuat. Karena kecurangan yang kita lakukan kepada orang lain akan dikembalikan kepada kita sendiri dengan hukuman Allah yang adil. 

Bapak, ibu, saudara yang terkasih, untuk menjalankan nasehat ini kita membutuhkan tuntunan Roh Kudus, untuk itu tetaplah mendekatkan diri kepada Tuhan, berdoa dan memohon berkatnya melalui RohNya yang memampukan kita berjalan sesuai FirmanNya. Amin. Mari kita berdoa!


Doa Penutup: Allah Bapa, kami telah mendengarkan Firman yang akan selalu kami renungkan dalam perjalanan hidup kami, mengingatkan kami untuk berpikir berulang-ulang sebelum bertindak dan berucap kepada orang-orang disekitar kami supaya tidak sampai menyakiti mereka. Ya Tuhan, tuntun kami dengan RohMu supaya kami senantiasa menjadi berkat bagi sekitar kami. dalam nama Yesus Kritsus, kami berdoa. Amin.

C.Bvr. Hanna Putri Pasaribu, S.Ag (Melayani di Kantor Departemen Marturia HKBP)

Pustaka Digital