Renungan Harian HKBP | 20 Januari 2024

Doa Pembuka: Ya Tuhan kami Yesus Kristus, di pagi hari yang baru ini, kami hendak mengucap syukur kepadaMu. Oleh karena kasih dan penyertaanMu saja, kami boleh melewati istirahat kami tadi malam, dan masuk pada pagi hari ini dalam kondisi baik tanpa kekurangan sesuatu apapun. Kini Tuhan, sebelum memulai kegiatan di hari ini, kami hendak memuji dan mendengarkan firmanMu. Berkatilah hati dan pikiran kami agar kami boleh mengerti dan memahami firmanMu. Di dalam nama Yesus Kristus kami berdoa. Amin.

            Saudara/i yang terkasih di dalam nama Tuhan Yesus, di pagi hari ini saya senang sekali karena kita boleh berjumpa kembali dan bersama-sama mendengarkan firman Tuhan di dalam renungan harian pada hari ini, saya berdoa dimanapun saudara/i mendengarkan renungan ini semoga di dalam kondisi yang baik dan sehat selalu.

            Saudara/i yang terkasih, firman Tuhan yang menyapa dan menguatkan kita pada hari ini tertulis dalam Mazmur 71:23. Saya akan bacakan bagi kita, beginilah firman Tuhan: 

Bibirku bersorak-sorai sementara menyanyikan mazmur bagiMu, juga jiwaku yang telah Kaubebaskan. 

            Saudara/i yang dikasihi Tuhan Yesus, sebelum lebih jauh, saya hendak mengawali renungan ini dengan bertanya kepada kita: "apa kira-kira yang pertama kali terpikirkan oleh saudara/i ketika mendengar kata lansia?". Mungkin ada dari di antara kita yang memikirkan, bahwa lansia itu "berpengalaman", bahwa lansia itu "mengecap asam dan garam kehidupan", bahwa lansia itu "penuh dengan cerita kisah kehidupan". Ketiga hal ini bukanlah hal yang salah, karena mungkin banyak dari antara kita yang menyaksikannya seperti itu. Tetapi di samping dan sejalan dengan hal-hal ini, jika berbicara tentang lansia mungkin tidak sedikit juga dari antara kita yang terpikirkan bahwa lansia adalah orang-orang yang telah berada pada usia senja, dan bersamaan dengan itu kemampuan dan kekuasan fisik yang ada pada lansia pun mengalami penurunan sehingga orang-orang yang berada pada fase umur ini adalah yang membutuhkan pertolongan dari orang lain karena mereka dianggap renta. Saudara/i-ku, mungkin kita yang sering menggunakan fasilitas dan kendaraan publik akan dengan mudah menemukan tempat duduk prioritas, dimana lansia termasuk di dalamnya di samping dari ibu hamil dan orangtua yang membawa anak-anaknya. Hal ini tidak lain karena orang lansia mulai masuk ke dalam fase menurunnya produktivitas dan rentan.

            Bapak, ibu, serta saudara/i sekalian, hal yang demikian ini disaksikan oleh Raja Daud di dalam hidupnya sebagaimana yang terdapat di dalam Mazmur 71 ini. Di saat ia memimpin pada masa tuanya, tantangan dan ancaman datang untuk menyerang dan mengganggu dia. Pada 1 Raja-raja 1 kita dapat menemukan bahwa Adonia yang tidak lain adalah anaknya, hendak merebut tahtanya. Tentu Bapak, ibu, serta saudara/i yang terkasih seharusnya ini bukanlah hal yang sulit bagi Adonia mengingat Daud yang sudah tua dan renta, atau dengan kata lain sangat memungkinkan hal itu untuk terjadi. Namun yang menarik di sini ialah bukan kepada pengawal ia mencari perlindungan, bukan kepada penjaga ia mencari bantuan, tetapi sebagaimana yang dibuka pada awal bagian perikop ini ialah kepada Tuhan, Daud memohon perlindungan.

            Bapak, ibu, serta saudara/i ku yang terkasih, Daud dalam hal ini mengingatkan kita bahwa meskipun sudah memasuki usia tua, sudah berada pada masa lansia, rambut kita mulai beruban, kita masih tetap memiliki perlindungan. Memang benar bahwa kita mungkin tidak memiliki lagi kekuatan untuk berjuang atau berpikir secepat sebagaimana pada masa muda, namun yang menjadi poin pentingnya adalah bukan di situ, melainkan ialah Tuhan yang telah menyertai kita sejak sebelum lahir dan tetap menjadi benteng pertahanan kita di masa tua nanti. Daud dalam hal ini yakin bahwa Tuhan selalu ada di sisinya ketika dia harus menyelamatkan domba milik ayahnya. Hal ini sama saat Tuhan ada di sana ketika dia menggulingkan Goliat. Demikian juga Tuhan sekalipun saat ia memasuki usia tua, bahwa Tuhan pun ada di sana bersama dengan dia, sehingga berdasarkan hal ini tidak ada alasan bagi kita untuk memuji dan memuliakan nama Tuhan.

 

Bapak, Ibu, dan Saudara/i yang terkasih, lantas apa yang hendak kita terima melalui renungan di hari ini?

1. Bahwa Allah kita adalah Allah yang memimpin dan memelihara umatNya. Pimpinan yang pemeliharan yang Ia lakukan bukan hanya terjadi ketika pada saat kita masih bayi, balita, dan anak-anak. Tetapi pimpinan dan pemeliharaanNya juga terjadi ketika kita pada usia dewasa, dan bahkan di kala kita memasuki usia senja kita. Hal ini dapat kita temukan dari kata Kaubebaskan di ayat 23 ini yangmana jika kita merujuk ke dalam bahasa Inggris kata yang digunakan ialah delivered. Mendengar dan membaca kata "delivered" ini kita akan diajak untuk mengingat sebagaimana Tuhanlah yang memimpin bangsa Israel ketika mereka keluar dari tanah perbudakan di Mesir, maupun ketika mereka berhasil masuk sampai ke tanah Kanaan, demikian juga bahwa di tengah berbagai hal yang telah kita lalui, baik tantangan maupun persoalan yang bisa kita lewati, itu tidak lain karena Tuhanlah yang memimpin dan memelihara kita sehingga kita dapat melaluinya. Pun demikian bagi Bapak, Ibu, yang saat ini memasuki usia senja atau lansia, itupun karena pimpinan dan pemeliharaan Tuhan yang terjadi di dalam hidup Bapak dan Ibu. Apa artinya ini bagi kita? Artinya adalah bahwa kita tidak perlu untuk khawatir dalam menjalani kehidupan kita, pun di saat kita memasuki usia senja, karena Tuhan memimpin dan memelihara Bapak dan Ibu sekalian.

2. Oleh karena kita menyaksikan bahwa Tuhanlah yang memimpin dan memelihara kehidupan kita bahkan di saat usia senja kita, hal ini menjadi pengingat bagi kita agar kita perlu mensyukurinya dengan memuji Dia dan bersukacita. Sekali lagi bersukacita. Hal ini menjadi penting Bapak, Ibu, serta Saudara/i sekalian bahwa sering sekali sukacita absen di dalam kehidupan kita apalagi bagi mereka yang memasuki usia senja atau lansia. Padahal sukacita adalah perlu. Salah satu buku terkenal yang mungkin Bapak, Ibu, dan Saudara/i pernah dengar yaitu Ikigai:the japanese secret to a long and happy life pun sejalan dan menguatkan hal ini, di mana menurut buku tersebut bahwa kunci bahwa orang-orang di Jepang bisa tetap sehat dan berumur panjang bahkan hingga 100 tahun lebih, ialah di samping bekerja ialah bersukacita. Sekali lagi bersukacita. Hal ini menjadi penting karena dengan demikian kita menyadari bahwa Tuhan memimpin dan memelihara kita di sepanjang hidup kita, dan dengan menyadari bahwa Tuhan telah memimpin dan memelihara kita sampai pada saat ini kita perlu untuk bersukacita.

Amin. Kita berdoa.

Doa Penutup: Ya Tuhan kami Yesus Kristus, terima kasih karena telah mendengarkan firman Tuhan di hari ini. Kami juga mengingat dan hendak bersyukur kepadaMu ya Allah, karena Engkau melalui firmanMu ini mengingatkan kepada kami bahwa Engkau senantiasa memimpin dan memelihara kehidupan umatMu, yaitu kami di setiap hari-hari kami. Oleh karena itu ya Tuhan kami patut bersyukur dan hendak memohon agar di hari ini pun juga Engkau memimpin dan memelihara kami agar kami tidak jauh daripadaMu dan kami pun dapat berjalan di jalan terangMu. Kami juga berdoa ya Tuhan bagi orangtua kami, bagi keluarga kami, bagi saudara/i kami yang saat ini memasuki usia senja atau lansia mereka, agar kiranya Tuhan selalu tuntun mereka di dalam menjalani kehidupan mereka waktu demi waktu dan ajarlah mereka untuk selalu mengingat bahwa Engkaulah penolong mereka di dalam menjalani kehidupan mereka. Kuatkan mereka ya Tuhan dan berikanlah kesehatan, agar mereka tetap dapat menjalani hari-hari mereka dengan penuh sukacita. Di dalam nama Yesus Kristus, kami berdoa dan mengucap syukur. Amin.           

Pdt. Daniel I.H. Lumban Gaol, S.Th- Staf di Biro Hukum HKBP