Renungan Harian HKBP | 5 Maret 2024

Syalom Bapak/Ibu Saudara/i yang terkasih didalam nama Tuhan Yesus Kristus, sebelum kita mendengar renungan dipagi ini, hari Selasa 05 Maret 2024, terlebih dahulu kita berdoa!

Doa Pembuka: Kita berdoa! Bapa yang kami kenal di dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, terimakasih atas nafas yang Engkau berikan kepada kami. Sebentar kami akan mendengarkan FirmanMu ya Tuhan, berkati hati dan fikiran kami agar kami mengerti FirmanMu. Di dalam Yesus Kristus kami berdoa. Amin.

Bapa/ibu, Saudara/i yang kekasih, yang menjadi renungan pada hari ini, tertulis pada Surat Paulus ke Pada Jemaat di Tesalonika yang pertama (1) pasal 5 ayat 24: Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya. Demikian Firman Tuhan.

Bapak/ibu saudara/i yang kekasih didalam nama Tuhan Yesus Kristus

Kesetiaan adalah ciri Allah, Ia adalah yang awal dan yang ahkir, alfa dan omega, yang ada sebelum kehidupan hingga menuju ahkir zaman. Kesetiaan Allah itu akan selalu konsisten terus menerus berada menyertai kita semua. Hal ini sangat nyata untuk dapat kita rasakan, kasih Allah itu berlaku untuk semua mahluk hidup, berlaku untuk yang beriman, bahkan yang tidak mengimani Yesus itu sendiri, Kasih Allah yang setia itu bersifat universal, untuk semuanya tanpa terkecuali.

Allah tidak pernah gagal memenuhi setiap janjiNya kepada ciptaanNya, dan tidak ada satupun di dunia ini yang mampu menggagalkan kehendak Allah atas umatnya. Mau sekuat apapun dunia ingin mengahalau, maka lebih daripada itu penyertaan Allah kepada setiap manusia yang dikasihiNya. Kesetiaan Allah kepada umatNya tidak bergantung kepada apa yang telah kita perbuat kepada Allah, Kesetiaan Allah itu juga berlaku kepada orang orang yang tertindas, merintih, dan butuh pertolonganNya. Kesetiaan Allah itu tidak melihat siapa kita secara identitas, melainkan melihat kita melalui kebenaran hati yang tersembunyi namun tampak dihadapan Allah.

Memang benar menjadi setia seperti Allah terkadang mengalami berbagai pencobaan yang silih berganti menerpa dan menguji kita. Belum lagi keragu-raguan yang muncl atas upah, apakah hal itu benar adanya? Hal ini juga yang dialami jemaat di Tesalonika saat Rasul Paulus memberikan penguatan kepada mereka untuk tetap dapat setia kepada Tuhan Allah melalui Iman mereka yang kuat.

Apa yang kita takutkan selama ini tentang semuanya itu hanyalah buah atas fikiran kita saja, karena manusia itu tidak setia. Ada diantara kita, bila berbahagia tidak sedikit yang melupakan Tuhan, namun bila kita merasakan kesedihan kita datang kepadaNya. Ada juga diantara kita yang bilamana menghadapi permasalahan kita ”ber-nazar” kepada Tuhan, namun bila permasalahan itu telah usai, kita melupakan janji itu kepada Tuhan. Ada juga diantara kita yang melakukan kebaikan kepada yang berkepentingan dalam hidup kita, namun sebaliknya kepada orang yang tidak memiliki apa-apa kita lebih jahat daripada seorang kriminal kepada mereka.

Oleh karena itu kita yang masih selama ini yang tidak konsisten kepada Allah, yang masih meragu, bahkan yang masih datang kepada Allah ketidak hanya ada permasalahan yang kita hadapi, Mari kita meniru Tuhan yang selalu Setia kepada UmatNya.

Janji Allah tentang kesetiaanNya tidak akan pernah pudar, tetaplah setia didalam Iman kepada Yesus Kristus. Setialah kita sampai ahkir hidup kita, karena Janji Tuhan tentang kehidupanmu, kehidupan saya dan kehidupan kita telah digenapiNya. Amen.

Doa Penutup: Kita bersatu di dalam doa! Ya Tuhan Allah Bapa kami, terimakasih atas Firman Mu pada pagi ini, yang telah mengingatkan kami terhadap Damai yang selalu Tuhan berikan. Ajarlah kami untuk senantiasa meniru Tuhan dalam hal kesetiaan, kami tahu bahwa itu tidaklah mudah, tetapi didalam Iman dan doa, kami yakin bahwa Engkau selalu menyertai dan menguatkan kami agar kami dapat kembali setia dihadapan Tuhan. Didalam Yesus Kristus Kami berdoa. Amin.

C.Pdt. Josua T. N. Hutabarat, S.Th- LPP I di Biro Kategorial Ama dan Lansia HKBP

Pustaka Digital