Renungan Harian HKBP | 6 Februari 2024

“Kesetiaan kepada Allah”

Salam sejahtera bagi saudara sekalian di mana pun berada saat ini. Mari kita persiapkan hati dan pikiran kita untuk mendengarkan Firman Tuhan, Kita Berdoa!

Doa Pembuka: Kita Berdoa! Terima kasih Tuhan atas nafas kehidupan yang Engkau berikan kepada kami hingga saat ini. Kami puji Engkau atas Anugerah dan penyertaan-Mu dalam kehidupan kami.  Sebentar kami akan mendengarkan FirmanMu; Tuntunlah kami untuk memahami dan Melakukan Firman-Mu  dalam kehidupan kami. Hanya di Dalam Nama Yesus Kristus kami berdoa. Amin.

Bapak, Ibu, saudara sekalian yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus…

Firman Tuhan hari ini, Selasa, 6 Februari 2024 tertulis dalam  Yesaya 29:16: “Betapa kamu memutarbalikkan segala sesuatu. Apakah tanah liat dapat dianggap sama seperti tukang periuk, sehingga apa yang dibuat dapat berkata tentang yang membuatnya: “Bukan dia yang membuat aku”; dan apa yang dibentuk berkata tentang yang membentuknya:”Ia tidak tahu apa-apa”   

Jemaat yang dikasihi Kristus…..

            Dalam melakukan tugasnya sebagai seorang nabi Allah, ada  2 (dua) inti pokok suara ke-nabi-an itu  yaitu penghukuman dan Penghiburan Keselamatan; Artinya, Jika umat Tuhan tidak mau bertobat dari segala kejahatannya, maka Allah akan mendatangkan hukuman-Nya. Tetapi, jika umat-Nya menyesali dosanya dan mau bertobat, Allah akan menyatakan belas kasihan-Nya dengan menyelamatkan mereka.

Yesaya Pasal 29  ini memberitakan hukuman Allah kepada umat-Nya karena dosa mereka kepada Allah. Dalam Firman Tuhan ini Nabi Yesaya mengkritik tajam  para pemimpin yang tidak peduli dengan Firman Allah yang disampaikan oleh para Nabi, bahkan mereka mencemooh Firman tersebut. Umat Tuhan hidup dalam kemunafikan dengan mempertopengkan ibadah atau ritual keagamaan untuk menutupi kejahatan atau dosa mereka.

Mereka tekun menyembah Allah dan membawa persembahan, tetapi semua itu hanya formalitas, karena dalam kenyataannya, mereka menindas orang miskin dan lemah; Tidak adanya keadilan dan kebenaran. Bahkan Nabi Yesaya mengatakan bahwa: Israel sebagai umat Tuhan, sudah lupa kepada pencipta dan pemelihara hidup mereka.  Bangsa itu diibaratkan orang yang buta dan bodoh yang tidak mengenal diri dan penciptanya. Mereka menyombongkan dirinya, memutarbalikkan segala sesuatu serta memberontak kepada Allah.

Jemaat yang dikasihi Kristus…

Dalam ayat 16 ini, dikatakan bahwa umat Tuhan benar-benar telah lupa akan dirinya dan penciptanya.  Mereka menyombongkan diri dan ingin menjadi tuan untuk dirinya sendiri. Padahal sebenarnya, manusia itu sangat kecil di hadapan Tuhan dan tanpa campur tangan Tuhan manusia itu tidak berarti dan tidak berdaya.. Umat Tuhan diibaratkan  seperti  tanah liat dan pembuat tembikar.  Di mana pembuat tembikar itu berkuasa penuh atas tanah liat yang akan dibentuknya. Namun umat Tuhan melupakan hal itu. Mereka justru ingin menjadi tuan atas dirinya sendiri dan berasumsi bahwa penciptanya tidak mengetahui apapun atas apa yang dilakukannya. 

Sebagaimana dikatakan dalam Firman ini:”Apakah tanah liat dapat disamakan dengan tukang periuk?”Atau “Apakah tanah liat dapat berkata kepada yang membuatnya “Bukan dia yang membuat aku”; dan apa yang dibentuk berkata tentang yang membentuknya:”Ia tidak tahu apa-apa”.

Jawabnya Tentu saja Tidak. Karena Ciptaan tidak bisa mengingkari penciptanya atau yang membentuknya.  Bahkan yang diciptakan tidak boleh menganggap dirinya lebih hebat, lebih pintar dan lebih berkuasa daripada pembuatnya. Dan yang diciptakan tidak boleh berpikir bahwa penciptanya itu “Tidak tahu apa-apa”.  Sebab hal demikianlah yang mendatangkan murka Allah.

Jemaat yang dikasihi Kristus….

            Kisah umat Tuhan ini menjadi pelajaran yang  berharga bagi kita saat ini;  agar kita tidak mengabaikan setiap Firman Allah yang disampaikan oleh para hamba-Nya. Kita juga diingatkan agar jangan menyombongkan diri di hadapan sesama terlebih di hadapan Tuhan. Kita adalah mahkluk ciptaan Tuhan yang dibentuk seturut dengan kehendak-Nya.

Seturut kehendak Allah artinya kita harus taat dan setia kepada pencipta kita. Kita harus menjalani hidup seturut dengan kehendak pencipta kita. Ketika kita menyimpang dari kehendak Allah, maka kita tidak layak lagi disebut sebagai ciptaan menurut gambar Allah. Namun apabila kita setia menjalani hidup ini seturut dengan kehendak Allah, maka kita akan menerima segala karunia yang akan diberikan oleh Allah kepada kita. Amin.

Doa Penutup: Mari kita Berdoa!Terima kasih Tuhan atas Firman-Mu yang menyapa kami saat ini untuk mengenal diri kami dan mengenal Engkau dengan sungguh-sungguh Tuhan Allah yang menciptakan kami. Ajarlah kami untuk tetap rendah hati dan tidak menyombongkan diri. Ya Allah Bapa kami.,berilah kami hati yang taat dan setia untuk melakukan kehendak-Mu sehingga Nama-Mu dimuliakan dalam setiap kehidupan kami.Dengarlah Doa kami ini Hanya didalam Nama Tuhan Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin

Anugerah Tuhan kita Yesus Kristus. Kasih setia dari Allah Bapa dan Persekutuan Roh Kudus, kiranya menyertai kita sekalian hari ini dan selamanya. Amin.

 Bvr. Sulastri Sitompul- Melayani di Biro Zending HKBP