Renungan Harian HKBP | 11 Februari 2024 (Evangelium)

Doa Pembuka: Mari kita berdoa! Bapa kami di dalam Surga, kami bersyukur atas nafas kehidupan yang Tuhan berikan kepada kami sampai pada hari ini, besarlah kasih setia-Mu kepada kami, ya Allah. Sebelum kami menikmati hari ini, berilah kami kekuatan sejati melalui firman-Mu yang akan kami baca dan renungkan sebentar lagi. Terangilah hati dan pikiran kami dengan Roh Kudus-Mu supaya kami beroleh pengertian baru di dalam firman-Mu. Dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami yang hidup, kami berdoa. Amin.

 

Selamat pagi Bapak/Ibu, saudara/saudari terkasih di dalam Tuhan Yesus. Selamat Hari Minggu dan salam sejahtera bagi kita semua. Evangelium yang menjadi dasar Firman Tuhan pada hari Minggu ini, Minggu Estomihi, sesuai Almanak HKBP, diambil dari Injil Markus 9:2-9. Kita dapat membaca dari Alkitab kita. Saya akan membaca dari ayat 4-7.

 

9:4 Maka nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus. 9:5 Kata Petrus kepada Yesus: "Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." 9:6 Ia berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan. 9:7 Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara: "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia.

 

Ibu/Bapak, saudara-saudari yang terkasih di dalam nama Tuhan Yesus, siapa yang paling Anda dengarkan dalam kehidupan sehari-hari? Apakah Bapak adalah orang yang paling didengarkan oleh Ibu di rumah? Apakah Ibu adalah orang yang paling didengarkan Bapak di rumah? Apakah orangtua adalah orang yang paling didengarkan oleh anak-anak di tengah keluarga? Apakah anak adalah orang yang paling didengarkan oleh orangtua di keluarga? Apa yang terjadi bila setiap orang di tengah keluarga tidak lagi saling mendengarkan? Tidak ada lagi komunikasi yang baik antara orang-orang di tengah masyarakat, di tengah komunitas berbangsa dan bernegara?

Ibu/Bapak, saudara-saudari sekalian, tiga hari ke depan, di tanggal 14 Februari 2024 nanti, bangsa kita akan menggelar Pemilihan Umum. Pesta demokrasi di mana kita akan memilih Presiden dan Wakil Presiden, Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota.

Pesta rakyat ini pun merupakan bentuk komunikasi, apakah pemerintah selama ini betul-betul mendengar suara rakyatnya? Jika tidak, maka kita akan melihat komposisi pemerintahan yang betul-betul berbeda dengan yang sebelumnya. Namun jika memang suara rakyat selama ini telah didengar dengan baik, maka komposisi pemerintahan nanti yang terpilih, sebagian besar orang-orang yang duduk di pemerintahan adalah yang itu-itu juga.

Ada 3 (tiga) hal yang harus kita pelajari melalui firman Tuhan pada hari ini:

1.     Transfigurasi Yesus Kristus bertujuan untuk mengkonfirmasi siapa sebenarnya Dia yang diutus oleh Bapa di Sorga. Penampakan yang dramatis, perubahan rupa Yesus dalam sekejap dan pakaian-Nya yang menjadi putih berkilat-kilat, seperti disengaja agar para murid Yesus melihat kemuliaan-Nya. Kemunculan simbolik dari Musa dan Elia merupakan simbol Hukum Taurat dan para Nabi.

Pemunculan sosok dua nabi besar Perjanjian Lama dan suara dari awan yang berkata: “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia.” memang dapat kita tafsirkan bahwa melalui penampakan ini, Allah Bapa meneguhkan para murid Yesus tentang otoritas dan kedudukan Yesus sebagai anak yang dikasihi Bapa. Agar tidak ada lagi kebingungan bagi para murid, apakah mengikuti Taurat Musa, Elia, atau firman yang dari Yesus Kristus Anak Allah yang dikasihi.

2.     Yesus Kristus adalah rekomendasi Allah Bapa kepada seluruh manusia di dunia. Manusia diminta untuk mendengarkan Yesus Kristus karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Yesus Kristus, dan oleh Yesus Kristus, Allah memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, melalui pendamaian darah Kristus.

Mendengar adalah tugas yang ringan tapi sering dianggap sepele. Mendengar firman Yesus Kristus adalah awal dari pertumbuhan iman. Karena itu, kita harus sering memberi telinga kita untuk dengar-dengaran akan firman Tuhan. Dengan mendengarkan firman Tuhan secara teratur, Roh Kudus akan melatih diri kita untuk juga mau mendengarkan orang lain.

Sebagai Bapak, mau mendengarkan Istri atau pun anak-anak di rumah karena mendengarkan mereka sama artinya menganggap mereka bagian penting di dalam keluarga. Demikian halnya, Ibu mau mendengarkan Suami atau pun anak-anak. Dan anak-anak mau mendengarkan para orangtua.

Sementara itu, mari kita perhatikan bahwa dalam hidup kita, siapa yang paling kita dengarkan, yang biasanya adalah orang yang paling kita kagumi dan banggakan, akan turut menentukan bagaimana hidup dan kepribadian kita. Jikalau kita lebih sering mendengarkan orang yang berilmu namun tidak ber-Tuhan, maka kita bisa saja menjadi mirip dengan mereka. Tapi kalau kita lebih sering mendengarkan orang yang berilmu namun juga ber-Tuhan, maka kita pun akan terbangun dan terbentuk menjadi orang yang berilmu dan sekaligus ber-Tuhan.

3.     Kita tidak perlu ragu tentang ke-Tuhanan Yesus Kristus. Saat ini ada banyak informasi yang beredar di media sosial yang menggangu kepercayaan sebagian besar kaum muda, khususnya Gen-Z. Ragam dan rupa-rupa pengajaran membuat kaum muda menjadi apatis atau pun agnostik. Melalui Markus 9:2-9 yang kita baca pada hari ini, mengkonfirmasi dan memvalidasi akan ke-Tuhanan Yesus Kristus. Bahwa dua tokoh besar Perjanjian Lama, Musa dan Elia, hadir di tengah-tengah pernyataan surgawi bahwa Yesus adalah Anak Allah yang dikasihi Bapa. Mari kita mendengarkan firman-Nya. Amin.

 

Doa Penutup: Kita berdoa. Bapa kami bersyukur atas firman-Mu yang baru saja diperdengarkan bagi kami. Ampuni kami jikalau kami sering meragukan ke-Tuhanan anak-Mu, Yesus Kristus yang adalah Juruselamat kami pribadi. Tolonglah kami ya Allah, melalui Roh Kudus-Mu yang mengajari dan mengingatkan kami, supaya kami beriman teguh kepada Anak-Mu Yesus Kristus, Anak yang Engkau kasihi. Supaya kami selalu mendengarkan firman keselamatan yang telah diberitakan ke tengah dunia, yang menjadi kekuatan dan kebenaran di tengah dunia yang akan binasa ini. Supaya kami juga mendengar suara Tuhan atas negeri kami, tentang siapa yang berkenan di hadapan-Mu untuk memimpin negeri kami, secara khusus nanti di tanggal 14 Februari ketika Pemilu diadakan di seluruh negeri kami. Dengarkanlah doa kami ya Tuhan, di dalam nama Yesus Kristus Juruselamat kami yang hidup, kami berdoa. Amin.



Pdt. Ferdinand Ricardo Hutabarat, S.Si., S.Si (Teol.)- Pendeta Fungsional di BSPK HKBP

Pustaka Digital