Renungan Harian HKBP | 9 Februari 2024

Doa Pembuka: Kita berdoa! Ya Tuhan Allah Bapa kami yang di Surga! Terima kasih atas penyertaan dan kasih setiaMu yang senantiasa menyertai kehidupan kami hingga pada hari ini. Sekarang Tuhan, kami hendak mendengarkan FirmanMu, berkatilah hati dan pikiran kami agar kami dapat memahami dan terlebih lagi melakukan FirmanMu di dalam kehidupan kami. Di dalam Kristus kami berdoa. Amin.

Shalom! Bapak-Ibu serta Saudara/i yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Firman Tuhan pada hari ini, Jumat, 9 Februari 2024 tertulis di Galatia 6:9, beginilah Firman Tuhan:

“Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.”

            Jemaat yang terkasih di dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, di dalam diri kita selalu ada kecenderungan untuk merasa jemu atau bosan terhadap hal-hal yang biasa kita lakukan di dalam hidup kita masing-masing, termasuk ketika kita melakukan kebaikan. Banyak hal yang dapat menimbulkan rasa jemu atau bosan tersebut. Bisa jadi kita merasa jemu melakukan kebaikan karena kita tidak menerima apresiasi atau bahkan sekedar ucapan terima kasih dari orang yang menerima kebaikan kita. Bisa juga kita merasa jemu karena kita merasa hanya kita yang melakukan kebaikan, sementara yang lain tidak ada yang melakukannya. Atau mungkin kita merasa jemu melakukan kebaikan karena kita merasa dimanfaatkan oleh orang-orang yang menerima kebaikan kita itu.

            Ketika kita sudah jemu dan pada akhirnya berhenti dalam berbuat baik, tentu itu akan berpengaruh terhadap pertumbuhan iman kita. Karena apa? Karena berbuat baik merupakan salah satu buah dari iman yang bertumbuh dengan baik. Ketika kita berhenti berbuat kebaikan, itu artinya iman kita tidak lagi bertumbuh dengan baik sebagaimana yang dikehendaki Allah dari kita. Untuk itu melalui renungan pada hari ini, Rasul Paulus mau mengingatkan kita untuk tidak jemu-jemu dalam berbuat baik. Ia juga memberikan alasan mengapa kita tidak boleh berhenti berbuat baik, yaitu karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. Di sini Paulus mau meyakinkan kita bahwa ada upah yang akan diterima bagi orang-orang yang senantiasa berbuat baik tanpa jemu-jemu. Akan tetapi itu bukan berarti kita harus berbuat baik demi mengejar upah atau tuaian tersebut, karena bukan begitu cara kita beriman kepada Kristus. Segala perbuatan baik yang kita lakukan bukanlah jalan atau upaya untuk terus menumbuhkan iman kita, melainkan itu adalah buah atau bukti dari iman kita yang terus bertumbuh di dalam Dia, Tuhan Yesus Kristus Yang Maha Baik.

            Lantas apa upah yang dijanjikan Tuhan bagi orang-orang yang tidak jemu-jemu berbuat baik? Kebahagiaan! Bahagia di bumi dan bahagia di dalam kehidupan kekal. Rasa bahagia, rasa sukacita dan rasa syukur yang timbul ketika kita melakukan kebaikan, itulah yang menjadi upah kita dalam berbuat baik. Biarlah rasa hormat, kemuliaan dan pujian itu menjadi milik Allah Sumber Kebaikan itu, yang menjadi upah dan milik kita cukuplah kebahagiaan itu saja. Kebahagiaan karena kita bisa menolong orang lain; kebahagiaan karena kita bisa berdampak baik bagi orang lain; dan kebahagiaan karena kita bisa menjadi saluran kebaikan Allah bagi sesama kita.

            Jemaat yang dikasihi Tuhan, yang terakhir yang ingin disampaikan renungan ini bagi kita adalah percayalah bahwa kebaikan itu menular. Mungkin kebaikan yang kita lakukan tidak akan langsung kembali kepada kita. Ketika kita menolong teman kita yang kesusahan, bukan berarti esok atau lusa dia akan kembali untuk menolong kita. Tetapi kebaikan yang kita lakukan kepadanya, itulah yang akan menggerakkan hatinya untuk juga melakukan kebaikan bagi orang lain yang membutuhkannya. Demikian jugalah orang lain tersebut akan tergerak untuk juga berbuat baik kepada orang yang lain lagi. Begitulah cara kebaikan menular di dalam kehidupan manusia. Untuk itu marilah kita tidak jemu-jemu dalam berbuat baik, sebagaimana Allah telah terlebih dahulu berbuat baik kepada kita. Tuhan memberkati. Amin.

Doa Penutup: Kita bersatu di dalam doa! Terima kasih Tuhan atas FirmanMu hari ini yang mengingatkan kami untuk tidak jemu-jemu dalam berbuat baik kepada sesama kami. Kami juga mau bersyukur atas segala kebaikan yang telah kami terima dariMu melalui orang-orang di sekitar kami. Biarlah itu terus menjalar di segala lini kehidupan kami agar semakin banyak lagi orang-orang yang berbahagia karena menerima kebaikan Tuhan di dalam hidupnya. Ya Tuhan Yang Maha Pengasih, kami berdoa untuk segala aktivitas dan pelayanan kami sepanjang satu hari ini. Biarlah kiranya Tuhan yang menolong dan menyertai hidup kami sepanjang satu hari ini agar kiranya bisa berjalan baik sesuai dengan kehendak Tuhan. Di atas segalanya itu, kami juga mohon ampun atas segala dosa yang telah kami perbuat agar kiranya kami semakin layak untuk menjadi saluran kebaikan Tuhan di dunia ini. Terima kasih ya, Tuhan. Di dalam Nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa. Amin.

Anugerah dari Tuhan kita Yesus Kristus, kasih setia Allah Bapa, dan Persekutuan Roh Kudus kiranya menyertai saudara sekalian. Amin.

Pdt. Ondy A.S. Siagian, S.Th- Melayani di Kantor LitBang HKBP